VATICAN CITY, KOMPAS.com - Penampilan terakhir Paus Fransiskus pada Minggu Paskah (20/4/2025) menjadi momen perpisahan penuh makna.
Dalam kondisi lemah, pemimpin umat Katolik sedunia itu menyapa para jemaat dari balik mobil kepausan, dikelilingi sorak-sorai jemaat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Paus Fransiskus meninggal dunia tak lama setelah itu, Senin (21/4/2025) waktu setempat. Usianya 88 tahun. Ia sebelumnya sempat dirawat karena pneumonia ganda selama lima pekan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Kehadirannya saat Paskah sempat memunculkan harapan di kalangan umat Katolik. Banyak yang menilai bahwa Paus asal Argentina tersebut mulai pulih.
Namun, sejumlah orang dalam Vatikan menduga, pemimpin gereja itu sadar betul bahwa umurnya tak lama lagi.
“Kami mendapat kesan bahwa ia ingin melangkah sejauh mungkin, berinteraksi dengan umat,” kata seorang sumber Vatikan kepada AFP. “Ia adalah paus bagi rakyat.”
"Ia tidak meninggal di rumah sakit, terputus dari dunia luar. Ia punya waktu untuk kembali, memberikan berkat, dan merayakan Paskah. Kami semua terkesan," lanjutnya.
"Selamat hari Minggu semuanya. Terima kasih banyak," ujarnya dengan suara lirih, masih mengenakan kanula oksigen.
Beberapa hari berikutnya, ia melakukan serangkaian aktivitas. Pada 10 April, paus asal Argentina ini memeriksa renovasi di dalam Basilika Santo Petrus.
Duduk di kursi roda, mengenakan ponco dan celana panjang gelap, penampilannya dinilai lebih menyerupai lansia penghuni panti jompo ketimbang pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Sehari sebelumnya, ia sempat menerima kunjungan Raja Charles III dan Ratu Camilla dari Inggris.
Lalu pada 12 April, pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut menyempatkan diri berdoa di Basilika Santa Maria Maggiore, tempat yang disebut-sebut akan menjadi lokasi pemakamannya.
Meskipun dokter menyarankan masa pemulihan selama dua bulan, Paus Fransiskus memilih tetap aktif. Menurut pihak Vatikan, kondisi fisiknya memang perlahan membaik. Ia juga masih menghadiri misa setiap pagi dan bekerja dari kantornya di kediaman Santa Marta.
Didampingi tim medis 24 jam, Paus Fransiskus menandatangani dokumen, menulis surat, serta meluangkan waktu untuk berdoa.