WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Setelah melewati 100 hari pertama masa jabatannya sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), Donald Trump berusaha mengembalikan dukungan lewat sebuah pertemuan publik di Michigan, Selasa (29/4/2025).
Acara ini digelar setelah Washington Post dan ABC News pada Minggu lalu merilis survei mengenai tingkat kepuasan rakyat AS terhadap kinerja Trump, yang mengalami penurunan drastis.
Dalam laporan tersebut, tercatat hanya 39 persen rakyat AS yang puas dengan kinerja Trump.
Baca juga: 100 Hari Pemerintahan Trump: 10 Momen yang Hebohkan Dunia
Angka ini tergolong rendah dibandingkan presiden AS sebelumnya setelah 100 hari pertama, sejak era Ronald Reagan.
Sementara itu, 64 persen responden menilai Trump telah melampaui batas dalam memperluas kekuasaan presiden.
Pada Sabtu (5/4/2025), ribuan warga AS bahkan melakukan demonstrasi menolak kebijakan Trump di Washington DC.
Beberapa pendemo juga menuliskan, “Bukan Presiden Kami” pada spanduk yang ditujukan kepada Trump.
Meskipun demikian, sejumlah pendukung setia Trump tetap mengaku puas dengan kinerja pria berusia 78 tahun tersebut.
"Dia tahu apa yang dia lakukan," kata Karen Miner (57), seorang pemilik toko minuman anggur di Nevada.
Baca juga: 100 Hari Pemerintahan Trump: Rilis Sederet Kebijakan Kontroversial yang Guncang Dunia
Frank Tuoti (72), pensiunan teknisi dari New Hampshire, juga mengaku puas, meskipun khawatir dengan ketidakstabilan tarif perdagangan.
Sejak dilantik kembali pada 20 Januari 2025 untuk jabatan kedua, Trump memang semakin berani mengambil langkah besar, termasuk menetapkan tarif impor tinggi untuk sejumlah mitra dagang AS.
Walaupun sempat mengguncang pasar global, ia menekankan bahwa segala kebijakannya akan berdampak baik bagi perekonomian AS.
Dalam platform medianya, Truth Social, Trump bahkan mengecam kebijakan ekonomi pendahulunya, Joe Biden.
"Amerika kehilangan miliaran dolar setiap hari di bawah pemerintahan Sleepy Joe Biden. Saya sudah menghentikan itu, dan kita akan segera menghasilkan banyak keuntungan," tulis Trump.
Tom Homan, Kepala Program Deportasi Massal, dalam sebuah konferensi pers juga memuji Trump dengan mengatakan, "Tak ada yang bisa menandingi Presiden Trump.
Baca juga: 100 Hari Pemerintahan Trump: Deretan Ucapan Kontroversial yang Gegerkan Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.