KEMBALI meletusnya ketegangan antara India dengan Pakistan yang terjadi di wilayah Kashmir dan sekitarnya, semakin memperkeruh situasi keamanan global pascakonflik Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina.
Angkatan Darat India dilaporkan telah melaksanakan serangkaian serangan dalam rangka Operasi Sindoor untuk menghancurkan beberapa titik di wilayah Pakistan, serta Jammu dan Kashmir (PoJK) yang diyakini India sebagai bagian dari “infrastruktur pelaku terorisme” (CNN Indonesia, 8 Mei 2025).
Angkatan Bersenjata (gabungan Darat, Laut, dan Udara) India juga mengklaim bahwa telah menyerang sembilan target teroris, lima di wilayah Jammu dan Kashmir yang diduduki Pakistan, serta empat di wilayah internal Pakistan, termasuk Bahawalpur, Muridke, dan Sialkot.
Hingga saat ini, pemerintah Pakistan telah melaporkan korban tewas atas serangan militer India tersebut sebanyak 31 orang. Sebagian korban juga berasal dari warga sipil.
Serangan balasan dilakukan oleh Pakistan dengan menembak jatuh lima jet tempur milik Angkatan Udara India pada 7 Mei 2025 lalu, dan membuat saling serang antar-jet tempur kedua negara tidak dapat terhindarkan.
Pemerintah India meyakini bahwa titik serangan yang dimaksud adalah bagian dari “infrastruktur teroris”. Serangan ini merupakan balasan atas aksi serangan pada 22 April 2025 di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, yang sebelumnya dilakukan oleh kelompok teror terafiliasi Pakistan kepada wisatawan serta warga sipil India.
Baca juga: Konflik India Vs Pakistan dan Luka Kolonial yang Tak Sembuh
Ada 26 orang yang tewas dalam insiden tersebut, dan menjadikannya sebagai serangan paling mematikan terhadap warga sipil India sejak serangan teror tahun 2008 di Mumbai.
India mengklaim bahwa serangan tersebut masih terukur, serta tidak menyasar markas-markas militer Pakistan.
Meskipun demikian, India tidak menampik dan menyayangkan tewasnya sejumlah warga sipil Pakistan dalam serangan yang mereka lakukan.
Ada hal menarik ketika menyimak bagaimana pemerintah India mengklaim hanya menyasar titik yang mereka yakini sebagai bagian dari infrastruktur maupun markas operasi bagi kelompok teror dari Pakistan.
Lokasi yang menjadi target diklaim merupakan kantor pusat dari Lashkar-e-Taiba (LeT) di Muridke serta kantor pusat Jaish-e-Mohammad (JeT) di Bahawalpur, dua organisasi teror yang diyakini militer India bertanggung jawab atas serangan di Pahalgam pada bulan April lalu.
Kedua organisasi ini telah lama dilabel sebagai kelompok teror oleh beberapa negara. Labelisasi kedua organisasi tersebut sebagai kelompok teror serta aksi yang dilakukannya selanjutnya dijadikan sebagai justifikasi politis bagi pemerintah India untuk melakukan serangan balasan terhadap mereka.
Sekilas, hasil dari terrorism labelling (pelabelan teroris terhadap suatu pihak tertentu ataupun organisasi) dapat dijadikan dasar atau justifikasi politis bagi negara untuk melakukan suatu tindakan kekerasan maupun hal-hal lain yang bersifat represif.
Dalam konteks India-Pakistan, selain karena faktor serangan terhadap warga sipil India, labelisasi dua organisasi tersebut sebagai kelompok gerakan teror dijadikan sebagai justifikasi atas serangan balasan India terhadap beberapa titik di wilayah teritorial Pakistan.
Hal yang sama juga dapat diamati dalam konteks konflik Rusia-Ukraina, maupun Israel Palestina.