KOMPAS.com - Gencatan senjata di Gaza, Palestina, resmi disepakati oleh Israel dan Hamas.
Gencatan senjata Gaza ini akan dimulai pada Minggu (19/1/2025) dan diharapkan mampu meredakan konflik antara Hamas dan Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 460 hari.
Gencatan senjata Gaza dirancang dalam tiga tahap dengan tujuan:
Berikut ini penjelasan tiga tahap gencatan senjata Gaza:
Baca juga:
Tahap pertama gencatan senjata di Gaza akan berlangsung selama enam pekan.
Menurut mediator dari Qatar, tahap ini berfokus pada penghentian sementara pertempuran untuk membuka jalur negosiasi, pembebasan tawanan, dan pemberian bantuan kemanusiaan.
Sebanyak 33 tawanan Israel, termasuk perempuan, anak-anak, dan warga sipil berusia di atas 50 tahun, akan dibebaskan oleh Hamas.
Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup.
Selain itu, Israel akan mulai menarik pasukannya dari wilayah padat penduduk di Gaza, meskipun kawasan militer Koridor Netzarim tetap dikuasai.
Langkah ini memungkinkan sebagian besar warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka yang telah hancur.
Bantuan kemanusiaan juga akan digelontorkan melalui ratusan truk setiap harinya, dan penyeberangan Rafah ke Mesir akan dibuka selama tujuh hari.
Pasukan Israel di Koridor Philadelphi, yang berada di perbatasan Mesir-Gaza, juga dijadwalkan ditarik secara penuh paling lambat 50 hari setelah gencatan senjata dimulai.
Tahap kedua gencatan senjata Gaza, yang direncanakan dimulai pada hari ke-16 dari tahap pertama, berfokus pada pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
Pasukan Israel diharapkan mundur sepenuhnya dari Jalur Gaza, meskipun Israel menyatakan tidak akan menarik diri sepenuhnya hingga Hamas kehilangan kemampuan militer dan politiknya.
Hamas, di sisi lain, menegaskan bahwa sandera terakhir tidak akan dibebaskan sampai Israel menarik seluruh pasukannya.