JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengaku belum ada nilai estimasi dari pembangunan Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Raksasa.
Dody menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), beberapa waktu lalu.
Ini disampaikan Dody usai meresmikan situs web mudik.pu.go.id di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (21/3/2025).
“Belum, baru rakor pertama, terus saya kan juga cuma ikut rapat tuh. Saya dipanggil ke DPR. Belum, belum. Baru mau nyiapin organisasinya dulu,” ungkap Dody.
Dody menambahkan, organisasi tersebut bisa menjadi Satuan Tugas (Satgas), atau Otorita.
Baca juga: Rencana Proyek Tol Semarang Harbour, Terintegrasi Giant Sea Wall?
“Baru rapat pertama. Belum, belum,” tutup Dody.
AHY sebelumnya mengatakan, Pemerintah terus mengkaji rencana pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall untuk mengatasi berbagai ancaman baik banjir rob maupun penurnanan tanah di pesisir utara Jakarta dan wilayah lainnya.
“Permukaan air laut lebih tinggi di pesisir utara Jabodetabek, termasuk wilayah Semarang hingga Gresik. Jika tidak ditanggulangi, penurunan tanah (land subsidence) akan semakin parah. Oleh karena itu, tanggul pantai harus diperkuat," ujar AHY
AHY berujar, upaya lain dengan penyediaan suplai air dari Bendungan Jatiluhur dan Bendungan Karian juga harus dilakukan untuk mengurangi eksploitasi air tanah yang menyebabkan penurunan permukaan tanah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.