KOMPAS.com - Belakangan, isu barak militer menjadi perbincangan hangat di Indonesia, terutama setelah usulan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengirim siswa bermasalah ke barak militer guna pembinaan karakter.
Program ini memicu pro dan kontra, termasuk kritik dari Komnas HAM yang menyebut TNI tidak berwenang mendidik sipil.
Di tengah polemik, banyak yang penasaran: seperti apa sebenarnya konstruksi barak militer?
Baca juga: Relaksasi TKDN Matikan Industri Konstruksi Dalam Negeri
Barak militer, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut "tangsi," adalah bangunan yang dirancang untuk mengakomodasi personel militer, seperti tentara atau polisi.
Kata "barak" berasal dari bahasa Spanyol "barraca" yang berarti tenda sementara, namun kini barak umumnya merujuk pada bangunan permanen.
Tujuannya adalah memisahkan personel militer dari populasi sipil, memperkuat disiplin, pelatihan, dan semangat korps.
Barak sering disebut sebagai "pabrik disiplin" karena fungsinya sebagai tempat tinggal sekaligus pusat pembinaan.
Konstruksi barak militer telah ada sejak zaman Romawi, dengan contoh barak elit seperti Garda Praetorian yang dirancang untuk menjaga pasukan inti.
Pada abad ke-17, barak mulai dibangun secara permanen di Eropa, seperti Irish Barracks di Tower of London (1669).
Pada masa modern, barak menjadi bagian dari revolusi militer yang mendukung pembentukan negara-bangsa, dengan desain besar dan permanen seperti "caserne" di Perancis dan "cuartel" di Spanyol.
Di Indonesia, istilah "tangsi" sudah dikenal sejak era Nusantara dan sering digunakan untuk menyebut asrama militer.
Barak lokal biasanya dibangun di lahan terbuka dengan penguatan seperti karung pasir dan pagar kawat berduri untuk keamanan.
Selama era kolonial, tangsi dibangun dengan struktur sederhana, sering menggunakan kayu atau batu kapur, seperti yang terlihat di Fort York, Kanada, yang dibangun Inggris pada 1814-1815.
Konstruksi barak militer modern mengutamakan lima prinsip: kecepatan, kesederhanaan, konservasi material, fleksibilitas, dan keamanan.
Berikut adalah karakteristik utama berdasarkan standar global dan contoh penerapannya: