优游国际

Beri Anjing Daging Mentah Picu Penyebaran Bakteri E.coli

KOMPAS.com - Meski daging mentah disebut sebagai salah satu alternatif makanan yang bisa diberikan untuk anjing, namun makanan ini bisa berpotensi memicu penyebaran bakteri. 

Ada yang berpendapat bahwa daging mentah akan menambah gizi pada hewan peliharaan kita, misalnya saja membuat bulu mereka menjadi lebih berkilau.

Namun sebuah studi baru mengungkapkan memberi daging mentah ternyata justru dapat meningkatkan penyebaran bakteri yang resisten terhadap antibiotik yaitu Escherichia coli.

Penelitian yang dipimpin oleh tim di University of Bristol telah menemukan anjing yang diberi makan daging mentah lebih mungkin mengeluarkan bakteri Escherichia coli dalam kotoran mereka.

Penelitian ini bahkan menunjukkan pula bahwa ada potensi bakteri untuk menyebar antara anjing ke pemiliknya melalui interaksi sehari-hari.

Hal tersebut membuat peneliti menyarankan memberi anjing dengan daging mentah bukanlah pilihan yang aman.

Apabila tetap ingin memberi makan anjing dengan daging mentah, maka pemiliki harus mengambil tindakan pencegahan ekstra saat membersihkan daging dan berhati-hati ketika membersihkan anjing.

Dikutip dari Phys, Jumat (22/7/2022) ada dua studi yang dilakukan untuk mendukung temuan tersebut.

Pertama, studi yang dipublikasikan di Journal of Antimicrobial Chemotheraphy ini menyelidiki anjing dewasa dan menemukan hubungan antara anjing yang makan daging mentah dan E.coli yang resisten.

Sementara penelitian kedua yang dipublikasikan di One Health mengamati anak anjing berusia 16 minggu.

Kedua penelitian tentang efek beri makan anjing daging mentah ini menggunakan data dari anjing yang berbeda, menunjukkan bahwa anjing dapat mengeluarkan bakteri resisten tanpa memandang usia atau lamanya waktu mereka diberi makan daging mentah.

Penyebaran bakteri tidak hanya berpotensi muncul pada anjing makan daging mentah, tetapi lingkungan tempat anjing tinggal juga berperan dalam potensi mereka mengeluarkan bakteri resisten.

Menurut peneliti memberi anjing makan daging mentah merupakan faktor risiko kuat untuk anjing yang tinggal atau dipelihara di pedesaan.

Sementara pada anjing yang tinggal di kota, faktor risikonya jauh lebih rumit karena mungkin mencerminkan variasi gaya hidup dan keterpaparan di antara anjing kota.

Kedua studi melibatkan total 823 anjing dan pemiliknya. Pemilik diminta menyelesaikan kuesioner tentang anjing mereka, termasuk makanan dan lingkungan serta sampel tinja dari anjing mereka.

Sampel kemudian dianalisis untuk menemukan keberadaan E. coli yang resistan terhadap antibiotik dan analisis faktor risiko dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara faktor gaya hidup, dan lingkungan.

"Bakteri resisten antibiotik ada di mana-mana, tetapi beberapa antibiotik dianggap sangat penting bagi manusia. Dan kami telah menunjukkan bahwa anjing yang diberi makan daging mentah lebih mungkin membawa bakteri yang resisten terhadap obat-obatan penting," ungkap Matthew Avison, profesor bakteriologi molekuler dari School of Cellular and Molecular Medicine.

E.coli adalah bakteri yang tersebar luas yang ditemukan di usus semua manusia dan hewan namun merupakan penyebab umum dari banyak penyakit termasuk infeksi saluran kemih dan dapat menyebabkan penyakit serius jika menyebar ke bagian lain tubuh.

"Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk mengurangi sirkulasi E.coli yang resisten terhadap antibiotik dan bakteri lain yang sangat penting. Penelitian kami menambah semakin banyak bukti bahwa tak memberi makan daging mentah pada anjing dapat membantu mencapai tujuan itu," kata Avison.

Kristen Reyher, Profesor epidemiologi veteriner dan kesehatan populasi di Bristol Veterinary School menambahkan bahwa manusia dan hewan berbagi bakteri satu sama lain.

Jadi apa yang ditemukan di hewan peliharaan mungkin juga ada pada Anda.

Untuk itu pemiliki hewan peliharaan harus didorong untuk mempraktekkan kebersihan yang baik dan tak memberi makanan mentah kepada anjing.

"Kita semua dapat melakukan bagian kita untuk mengurangi resistensi antibiotik dan efek buruknya pada kesehatan manusia dan hewan," papar Reyher.