Penelitian ini masih terbatas, tidak mempunyai jumlah akurat orang-orang di Inggris yang menggunakan parasetamol jangka panjang dan memiliki tekanan darah tinggi. Namun, diperkirakan satu dari tiga orang dewasa di Inggris memiliki tekanan darah tinggi yang meningkat seiring bertambahnya usia.
Dalam studi tersebut, sebanyak 110 pasien dengan riwayat tekanan darah tinggi diberi resep 1 gram parasetamol empat kali sehari, dosis yang secara rutin diresepkan untuk pasien dengan nyeri kronis atau plasebo masing-masing selama dua minggu.
Para peneliti menemukan ada peningkatan yang signifikan dalam tekanan darah pada pasien yang menggunakan obat penghilang rasa sakit, dibandingkan dengan yang menggunakan plasebo.
Menurut para ahli, penelitian ini dilakukan untuk melihat efek parasetamol yang sangat kecil pada tekanan darah, dan terkejut melihat dampak yang jauh lebih besar.
Para ilmuwan menyoroti keterbatasan penelitiannya, yakni tidak melihat pasien yang memiliki nyeri kronis, tapi tidak ada alasan untuk berpikir bahwa pasien yang penggunaan jangka panjang untuk pengobatan nyeri akan memiliki respons tekanan darah yang berbeda dengan pasien dalam penelitian tersebut.
“Penelitian ini menunjukkan seberapa cepat penggunaan parasetamol secara teratur dapat meningkatkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi yang sudah memiliki peningkatan risiko serangan jantung dan stroke,” kata Direktur Medis di British Heart Foundation Profesor Sir Nilesh Samani.
Baca juga: Parasetamol: Kegunaan dan Efek Samping
“Ini menekankan mengapa dokter dan pasien harus secara teratur meninjau apakah ada kebutuhan berkelanjutan untuk minum obat apa pun, bahkan sesuatu yang mungkin tampak relatif tidak berbahaya seperti parasetamol, dan selalu mempertimbangkan manfaat dan risikonya,” lanjut dia.
Kepala penelitian di Asosiasi Stroke Dr Richard Francis mengatakan, tekanan darah tinggi menjadi satu-satunya faktor risiko terbesar untuk stroke.
Studi baru ini menambah penelitian sebelumnya, menyarankan parasetamol teratur menyebabkan tekanan darah meningkat dengan cepat pada orang yang sudah berisiko terkena stroke dan serangan jantung.
“Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk secara teratur meninjau dan menimbang risiko dan manfaat dari meresepkan parasetamol,” tutur Francis.
Sementara itu, Dr Benjamin Ellis, Konsultan Rheumatologist di Badan Amal Versus Arthritis, menyampaikan, banyak orang dengan arthritis dan kondisi muskuloskeletal menggunakan parasetamol atau obat-obatan yang mengandung parasetamol, untuk membantu mengatasi rasa sakit.
“Penelitian menunjukkan perlunya mengembangkan obat-obatan yang lebih aman untuk mengobati rasa sakit. Ini juga menekankan pentingnya layanan kesehatan yang menyediakan pilihan yang lebih banyak dan lebih baik untuk mengelola rasa sakit selain obat-obatan,” ujarnya.
Layanan kesehatan selain obat-obatan termasuk memastikan dukungan orang-orang untuk aktif secara fisik dan dukungan kesehatan mental yang dibutuhkan. Jika khawatir tentang risiko dari obat pereda nyeri, maka harus berbicara dengan profesional kesehatan untuk mengeksplorasi pilihan.
Baca juga: Teluk Jakarta Tercemar Parasetamol Konsentrasi Tinggi, DLH Uji Sampel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.