KOMPAS.com - Para ahli medis telah menghabiskan sebagian besar waktu dari setidaknya tiga tahun untuk mengembangkan strategi ilmiah mengatasi virus SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab infeksi Covid-19.
Penelitian terus dilakukan, termasuk mengenai terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan infeksi corona.
Dari berbagai penelitian terkait Covid-19 yang dilakukan, terdapat beberapa laporan mengenai terapi potensial yang mampu melindungi terhadap Covid-19, termasuk ivermectin, obat antiparasit yang murah dan mudah diakses di dunia.
Baca juga: Sejarah Ivermectin yang Disebut Obat Ajaib dari Tanah Jepang
Meskipun beberapa studi telah menunjukkan ivermectin tidak berpengaruh signifikan pada gejala atau tingkat rawat inap untuk orang dengan Covid-19, pengobatan ini pernah tetap diresepkan oleh beberapa dokter yang meyakininya, untuk para pasien yang terpapar corona.
Melansir Medicals News Today, saat ini sebuah penelitian terbaru di Malaysia telah menetapkan keterkaitan peran ivermectin dalam mengobati infeksi Covid-19.
Penulis penelitian menyimpulkan, temuannya menolak gagasan ivermectin sebagai obat ajaib melawan virus corona penyebab Covid-19.
Temuan ini juga telah dipublikasikan di jurnal JAMA Internal Medicine.
Penulis utama studi Dr Steven Chee Loon Lim, yang merupakan konsultan penyakit menular di Rumah Sakit Raja Permaisuri Bainun di Ipoh menjelaskan, ivermectin selama penyakit Covid-19 awal tak mengurangi risiko perkembangan penyakit parah.
“Di antara pasien yang mengembangkan penyakit parah selama masa penelitian, sebanyak 21,6 persen menerima ivermectin plus standar perawatan dan 17,3 persen menerima standar perawatan saja,” ujar Lim.
Selain itu, tidak ada efek signifikan secara statistik dalam tingkat ventilasi mekanis.
“Penerimaan (unit perawatan intensif/ICU), kematian, resolusi gejala, dan durasi tinggal di rumah sakit antara kedua kelompok,” paparnya.
Tim melakukan penelitian di 20 rumah sakit pemerintah dan pusat karantina Covid-19 di Malaysia pada Mei-Oktober 2021. Terdapat 500 peserta didaftarkan dalam penelitian yang dites positif Covid-19.
Baca juga: Mengapa Ivermectin Belum Direkomendasikan WHO dan FDA untuk Obat Covid-19?