Tim Redaksi
KOMPAS.com - Sistem kesehatan belakangan ini menerima tantangan lebih besar terkait permintaan peningkatan pelayanan, biaya kesehatan, dan sumber daya manusia (SDM). Kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) dinilai dapat menjadi solusi atas persoalan sistem kesehatan di rumah sakit di Indonesia.
Menurut tim dari Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan, dr Agus Mutamakin, M.Sc, artificial intelligence atau kecerdasan buatan merupakan salah satu cara mengatasi permasalahan sistem pelayanan kesehatan.
Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, di rumah sakit yang ada di Indonesia.
Sehingga, pasien bisa mendapatkan layanan yang optimal dan rumah sakit lebih mudah untuk mengelola kebutuhannya.
"Tentu ke depannya kita ingin supaya kualitas pelayan bisa kita penuhi, jadi pelayanan kesehatannya tinggi baik untuk individu maupun masyarakat. Dan tentu dari sisi biayanya akan bisa ditekan," ujar Agus dalam webinar, Selasa (12/4/2022).
Sebagai informasi, AI adalah kemampuan komputer untuk melakukan tugas atau proses penalaran yang meniru kecerdasan manusia. Kini, teknologi AI banyak diaplikasikan di berbagai sistem termasuk bidang kesehatan.
Baca juga: Di Masa Depan Teknologi AI Ruang Angkasa Bermanfaat untuk Kemanusiaan, Kok Bisa?
Dijelaskan Agus, dalam dunia medis, teknologi AI atau kecerdasan buatan dimanfaatkan dalam pemeriksaan kesehatan yang meliputi:
"Ketika pandemi Covid, AI banyak digunakan untuk penanganan masalah Covid mulai dari diagnosa imaging (pencitraan) paru orang yang terkena, ada pneumonia bisa dideteksi derajat keparahannya dengan AI," terangnya.
Salah satu rumah sakit yang sudah mengaplikasikan AI, kata dia, adalah RS Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan penyedia layanan AI untuk optimasi manajemen supply chain pendukung layanan kesehatan.
Teknologi tersebut dapat memprediksi ketika stok kebutuhan pelayanan kesehatan akan habis, dan mengetahui kapan harus meminta stoknya kembali.
Diakuinya, penerapan teknologi AI di rumah sakit masih belum banyak di Indonesia. Sebab, ada sejumlah hal yang perlu disiapkan, baik dari sisi penyedia layanan maupun sumber dayanya.
Baca juga: Teknologi AI Ini Diklaim bisa Deteksi Covid-19 di Paru-paru