KOMPAS.com - Letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M menghujani kota kuno Romawi Pompeii dengan abu vulkanik dan batu apung sebelum menyelimutinya dalam aliran gas panas dan materi vulkanik.
Peristiwa itulah yang kemudian disebut sebagai kehancuran kota Pompeii beserta seluruh penduduknya.
Baca juga: Bagaimana Letusan Gunung Vesuvius Menyebabkan Kematian Orang Pompeii?
Namun meski amukan gunung berapi itu tampak seperti pembunuh utama, bukti baru menunjukkan ada kekuatan mematikan lain yang turut berperan dalam kehancuran kota tersebut: gempa bumi dahsyat.
Seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (19/7/2024) penggalian baru-baru ini di Insula dei Casti Amanti di jantung reruntuhan Pompeii mengungkapkan bahwa gempa bumi yang terjadi bersamaan dengan letusan gunung Vesuvius juga memainkan peran penting dalam kehancuran kota tersebut.
Tim arkeolog dan ahli vulkanologi mencatat banyak korban yang meninggal bukan karena menghirup abu atau panas ekstrem, melainkan tertimpa reruntuhan bangunan.
“Kami menemukan karakteristik aneh yang tidak konsisten dengan dampak fenomena vulkanik yang dijelaskan dalam literatur vulkanologi yang dikhususkan untuk Pompeii. Pasti ada penjelasan berbeda,” Dr. Mauro Di Vito, rekan penulis studi dan ahli vulkanologi serta direktur INGV- Osservatorio Vesuviano.
Dalam penggalian itu, tim peneliti melihat dua kerangka laki-laki berusia sekitar 50 tahun.
Posisi orang pertama menunjukkan dia tiba-tiba tertimpa tembok yang runtuh, menderita luka parah yang menyebabkan kematian seketika.
Sementara, individu kedua tampaknya telah menyadari bahaya dan berusaha melindungi dirinya dengan benda seperti kayu bundar.
Lalu yang paling penting kedua jenazah ditemukan di atas batu apung vulkanik, bukan di bawahnya.
Baca juga: Seberapa Panas Awan Vulkanik dari Letusan Gunung Vesuvius?
Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka selama dari fase pertama letusan ketika batuan vulkanik menghujani kota selama 18 jam yang membuat penduduk mencari perlindungan.
Saat bersembunyi untuk menyelamatkan diri, mereka diguncang gempa bumi dan terjepit di bawah bangunan yang runtuh.
Para peneliti menyimpulkan bahwa runtuhnya bangunan tersebut tidak mungkin disebabkan oleh puing-puing yang berjatuhan dan tampaknya lebih disebabkan oleh guncangan gempa seismik.
Pemukiman kemudian dibanjiri oleh arus piroklastik berupa gas panas dan puing-puing abu yang menewaskan para penyintas yang tersisa.
Kini setelah terbukti bahwa gempa bumi juga merupakan salah satu faktor penyebab kehancuran Pompeii, sehingga tidak sulit untuk memahami mengapa bencana kuno tersebut menewaskan sekitar 2.000 orang di kota tersebut.
Temuan ini menjadi pemahaman baru mengenai kehancuran kota Pompeii.
Studi baru dipublikasikan di jurnal Frontiers in Earth Science.
Baca juga: Dahsyatnya Letusan Gunung Vesuvius Setara Bom Atom Hiroshima, Ini Kata Arkeolog
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.