KOMPAS.com - Siput laut, meskipun berukuran kecil, sering dianggap sebagai salah satu makhluk paling menawan di lautan. Dengan bentuk yang aneh dan warna-warna mencolok, kehadiran mereka di bawah sinar matahari memukau banyak orang. Alih-alih bersembunyi, siput laut justru dengan berani memamerkan corak warna terang seperti bintik, garis-garis, hingga pusaran warna yang berfungsi sebagai sinyal peringatan bagi predator.
Dr. Cedric van den Berg dari University of Queensland bersama timnya meneliti 45 spesies siput laut nudibranch untuk memahami bagaimana pola warna ini berperan dalam mencegah serangan predator. Melalui pendekatan inovatif, mereka mengamati bagaimana tampilan siput laut terlihat di mata ikan yang memiliki penglihatan trikromatik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan beraktivitas di bawah cahaya terang, siput laut justru mampu menonjolkan pertahanan beracunnya. “Siput laut menggunakan pola warna yang terang dan kontras untuk mengirim pesan kepada calon predator seperti, ‘Jangan makan aku, aku beracun,’” ujar Dr. van den Berg.
Baca juga: Sains Jelaskan Penyebab Siput Bergerak Sangat Lambat
Dalam dunia biologi, pola warna mencolok ini disebut sebagai sinyal aposematis—sebuah strategi visual untuk menandakan bahaya. Hewan-hewan yang memiliki pertahanan kimiawi seperti racun atau sel penyengat biasanya memamerkan garis-garis tebal atau bintik-bintik yang menyala terang.
Saat dilihat oleh ikan yang mengandalkan penglihatan, warna-warna ini tampak sangat mencolok, menjadi peringatan jelas untuk menjauh. Sebaliknya, siput laut yang aktif di malam hari lebih memilih pola yang kalem karena kegelapan mengurangi efektivitas warna sebagai sinyal peringatan.
Baca juga: Udang Karang Hidup di Bawah Tanah, Kenapa Punya Warna Cerah?
Siput laut berwarna-warni yang hidup di air, nama spesiesnya Costasiella Kuroshimae.
Penelitian ini menggunakan teknik pencitraan khusus untuk mensimulasikan bagaimana pola warna siput laut terlihat di mata ikan. Mereka menemukan bahwa kilatan putih atau garis-garis gelap di atas latar berwarna dapat membuat ikan ragu untuk menyerang.
“Kami bahkan dapat menggunakan pola warna ini untuk mengklasifikasikan aktivitas siang hari hampir 90% dari semua spesies yang kami teliti,” kata Dr. van den Berg, menegaskan hubungan erat antara pola warna dan waktu aktivitas harian siput laut.
Namun, warna mencolok ini sangat bergantung pada cahaya. Dalam kondisi redup, pola-pola itu memudar, sementara di bawah sinar matahari langsung, warna-warna itu tampak ‘berteriak’ memperingatkan bahaya.
Baca juga: Mengapa Warna Hewan Sangat Beragam?
Banyak spesies siput laut yang tidak hanya mengandalkan warna, tetapi juga memiliki pertahanan kimiawi. Mereka dapat menyimpan atau memproduksi senyawa beracun, tergantung pada makanan dan karakteristik spesiesnya. Beberapa bahkan menyerap elemen berbahaya dari mangsanya dan mengolahnya menjadi sel penyengat di tubuh mereka.
Tidak semua siput laut memiliki senjata kimia. Ada yang tidak beracun atau hanya memiliki sedikit racun dan memilih bersembunyi atau menyamar di malam hari. Beberapa lainnya menggabungkan berbagai strategi, termasuk menggunakan kilatan bioluminesen jika diserang dalam kegelapan.
Di lingkungan terumbu karang yang penuh dengan ikan yang tajam penglihatannya, sinyal visual seperti warna mencolok menjadi sangat vital. Siput laut hanya salah satu contoh makhluk laut yang menggunakan strategi ini. Banyak hewan laut lainnya juga memanfaatkan bintik atau garis-garis berwarna terang untuk memperingatkan pemangsa.
Para ahli biologi kini tertarik untuk memahami bagaimana perubahan kondisi laut—seperti meningkatnya kekeruhan air atau penurunan populasi ikan—dapat mempengaruhi efektivitas sinyal warna ini.
Baca juga: Bagaimana Cara Gurita Berubah Warna?
Siput laut berwarna-warni, nama spesies Risbecia apolegma.
Penelitian masa depan diharapkan dapat mengungkap lebih dalam bagaimana tingkat pencahayaan di perairan dangkal mempengaruhi kelangsungan hidup siput laut. Jika sinyal warna kehilangan efektivitas karena kurangnya cahaya, mungkin saja strategi kamuflase akan lebih dominan.
Selain itu, memahami hubungan antara pola aktivitas siang hari dan pengembangan racun bisa memberikan wawasan tentang bagaimana evolusi pertahanan kimia berkembang.
Dalam kata-kata Dr. van den Berg, ini adalah "tindakan keseimbangan": siput laut harus cukup mencolok untuk memperingatkan, tetapi tidak terlalu mencolok hingga menggoda predator untuk mencoba.
Penelitian ini, yang dipublikasikan di Journal of Animal Ecology, membuka jendela baru untuk memahami bagaimana makhluk kecil ini menggunakan sinyal visual yang cerdas untuk bertahan hidup di dunia bawah laut yang penuh tantangan.
Baca juga: Kenapa Katak Beracun Memiliki Warna yang Mencolok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.