KOMPAS.com – Roti adalah salah satu makanan tinggi karbohidrat yang dibuat melalui bioteknologi. Roti dibuat dengan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan roti adalah Saccharomyces cereviceae.
Pembuatan roti dilakukan dengan mencapur tepung, gula, air, dan ragi. Ragi yang dimaksud adalah mikroorganisme Saccharomyces cereviceae.
Saccharomyces cereviceae adalah organisme bersel tunggang (uniselular) jamur dari keluarga Ascomycota atau jamur kantong karena membentuk spora yang menyerupai kantong.
Baca juga: Contoh Kingdom Fungi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pembuatan roti dilakukan dengan mencapur tepung, gula air, dan ragi Saccharomyces cereviceae.
Saccharomyces cereviceae yang hidup pada gula kemudian akan melakukan respirasi anaerobik berupa fermentasi alkohol.
Dilansir dari Chemistry LibreTexts, saat fermentasi Saccharomyces cereviceae akan mengubah glukosa atau gula monosakarida (C6H12O6) menjadi karbon dioksida (CO2) dan juga lkohol berupa etanol (2C2H5OH).
Baca juga: Perbedaan Fermentasi Alkohol dan Fermentasi Asam Laktat
Reaksi fermentasi pembuatan roti oleh Saccharomyces cereviceae adalah:
C6H12O6 (s) → 2CO2 (g) + 2C2H5OH (l)
Gas karbon dioksida yang dihasilkan Saccharomyces cereviceae menjadi gelembung di dalam adonan roti.
Dilansir dari Microbiology Society, adonan yang sangat lengket menjebak gelembung dan mencegahnya keluar dari adonan.
Hal tersebut menambahkan volume, menyebabkan adonan roti mengembang dan membentu roti dengan tektur ringan dan aerasi yang ditandai dengan pori-pori roti bekas gelembung karbon dioksida berada.
Baca juga: Saccharomyces cerevisiae, Mikroorganisme Pembuatan Tapai Singkong
Saat adonan roti dipanggang, Saccharomyces cereviceae di dalamnya akan mati sehingga adonan berhenti mengambang, matang, dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.