KOMPAS.com - Dalam ilmu biologi, kita dapat mendengar istilah mitokondria yang berhubungan dalam sel.
Mitokondria berasal dari bahasa Yunani "mitos" yang berarti benang, dan "chondros" yang berarti butir.
Dikutip dari buku Biokimia Kedokteran Dasar (2000) oleh Sebuah Klinis, mitokondria merupakan kompartemen struktural, fungsional, dan pengatur di dalam sel.
Mitokondria juga termasuk dalam salah satu organel sel yang penting.
Baca juga: 10 Perbedaan Mitokondria dan Kloroplas
Mitokondria sel eukariotik
Dilansir dari buku Biologi SMA/MA (2009) oleh Gunawan Susilowarno, mitokondria terdapat dalam semua sel eukariotik, pada umumnya mitokondria tersebar merata di dalam sitoplasma, tetapi dapat juga terletak di sekitar nukleus atau tepi sel.
Penyebaran mitokondria di dalam sitoplasma berkaitan erat dengan fungsinya sebagai pembuat dan pemberi energi.
Adapun mitokondria berfungsi dalam oksidasi zat makanan, respirasi sel, dehidrogenasi, fosforilisasi oksidatif, dan rantai transfer elektron.
Mitokondria pada beberapa sel dapat bergerak secara bebas membawa ATP (energi) ke daerah-daerah yang memerlukan energi.
Misalnya, pada sel otot, pada tubulus-tubulus renalis terdapat banyak mitokondria untuk memberikan energi dalam proses penyerapan air dan larutan yang diperlukan oleh sel.
Baca juga: Mitokondria: Letak, Struktur, dan Fungsinya
Endosimbiosis pembentukan mitokondria
Pada kebanyakan sel, mitokondria berbentuk bulat dan panjang dengan ukuran panjang sekitar 2 mikrometer dan diameternya 0,5 mikrometer.
Berdasarkan buku berjudul Cerdas Belajar Biologi (2008) oleh Oman Karmana, jumlah mitokondria pada setiap sel relatif tidak sama, pada sel hewan jumlah mitokondria lebih banyak.
Misalnya, sel hati mengandung lebih 1.000 buah sedangkan sel tumbuhan lebih sedikit.
Hal itu disebabkan peran mitokondria sebagau penghasil ATP (energi) sebagian digantikan oleh kloroplas.
Baca juga: Fungsi Sentrosom pada Sel Hewan