KOMPAS.com - Cobalah lihat lebih dekat topi siswa SD, sabuk anak SMP, dasi SMA, atau bahkan seragam batik yang dikenakan tiap hari Jumat. Di sana, hampir selalu terpampang logo Tut Wuri Handayani.
Logo Tut Wuri handayani tidak hanya menjadi simbol Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga membawa filosofi mendalam warisan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Namun, masih banyak yang bertanya, apa arti dari Tut Wuri Handayani?
Tut Wuri Handayani berarti mendampingi dari belakang dengan memberi dorongan, mencerminkan filosofi pendidikan yang membebaskan, membimbing, dan menghargai potensi unik setiap anak.
Untuk lebih memahami arti di balik semboyan Ki Hajar Dewantara yang telah menjadi nafas pendidikan nasional, yuk kita simak penjelasan di bawah ini!
Baca juga: 10 Puisi Hari Pendidikan Nasional 2025 yang Menggugah Semangat Belajar
Secara harfiah, tut wuri handayani artinya “mengikuti dari belakang dengan memberi dorongan.” Namun, maknanya jauh lebih dalam dari sekadar kalimat pendek itu.
Menurut Burj Ruth, dkk dalam jurnal Perspektif Semboyan Pendidikan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dalam Kurikulum Merdeka (2023), Tut Wuri Handayani merupakan slogan utama dalam sistem pendidikan Indonesia yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara.
Maknanya adalah "memberi dukungan dari belakang," yang menekankan peran pendidik sebagai pendorong dan motivator.
Filosofi ini mencerminkan pendekatan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, agar mereka dapat berkembang dan meraih potensi terbaiknya.
Baca juga: 7 Contoh Teks Pidato Hari Pendidikan Nasional 2025 untuk Amanat Pembina Upacara Hardiknas
Filosofi Tut Wuri Handayani merupakan bagian dari sistem among, yang menjadi dasar pendidikan di Tamansiswa.
Dalam sistem ini, anak dianggap sebagai makhluk yang punya daya cipta, rasa, dan karsa. Maka, pendidik wajib mendampingi anak-anak dalam menumbuhkan potensi tersebut.
menurut Siti Masitoh dan Fibria Cahyani dalam jurnal Penerapan Sistem Among dalam Proses Pendidikan Suatu Upaya Mengembangkan Kompetensi Guru (2020), Tut Wuri Handayani menuntut guru untuk mengenali kemampuan dasar anak didik, memberikan kebebasan belajar sesuai kemauan dan pemahaman mereka sendiri.
Pendidikan bukan soal seragam hasil, tetapi tentang bagaimana tiap anak bisa tumbuh secara unik.
Tut Wuri Handayani juga mendorong lahirnya jiwa makarya, sikap menciptakan lapangan kerja sendiri.
Dalam hal ini, guru perlu jeli menemukan mata pelajaran yang dapat menjadi wahana kreativitas siswa, sehingga proses belajar tidak hanya fokus pada nilai akademik, tapi juga hasil nyata dari kreativitas dan inovasi.
Baca juga: 9 Pengertian Kreativitas Menurut Ahli
Ki Hajar Dewantara merumuskan semboyan Ki Hajar Dewantara yang terkenal: Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.