KOMPAS.com - Diksi sebagai model dari gaya bahasa seseorang.
Dilansir dari buku Bahasa Indonesia Akademik: Cakrawala Ilmu Pengetahuan untuk Perguruan Tinggi (2020) oleh Lukmanul Hakim, dijelaskan mengenai pengertian diksi.
Diksi atau dikenal dengan pilihan kata adalah kata-kata tertentu yang menjadi target dari ide atau informasi itu disampaikan.
Baca juga: Mengapa Diksi Diperlukan dalam Berbahasa?
Kalimat, paragraf dan wacana yang efektif bila disampaikan dengan pilihan kata yang tepat.
Oleh karena itu, penting dalam penggunaan diksi sesuai situasi tempat dan di mana bahasa itu digunakan.
Dikutip dari buku Pintar Pidato: Kiat Menjadi Orator Hebat (2020) oleh Arif Yosodipuro, ada dua jenis diksi, yaitu berdasarkan makna, dan berdasarkan leksikal.
Berikut rincian beserta contohnya:
Diksi berdasarkan makna terbagi menjadi dua, yakni denotatif dan konotatif.
Baca juga: Contoh-Contoh Diksi Pendeskripsian Hewan
Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat.
Contoh diksi bermakna denotatif:
Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya, kiasan.
Contoh diksi bermakna konotatif:
Baca juga: Pengertian Diksi dan Ritme dalam Bahasa Indonesia
Diksi berdasarkan leksikal terbagi menjadi delapan, yakni:
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Contohnya: sepi = sunyi, cerdik = pintar, ganteng = tampan
Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawan dengan kata lain. Contohnya: surga x neraka, besar x kecil, banyak x sedikit, rajin x malas.
Baca juga: Pengertian Diksi Menurut Ahli
Homonim adalah kata yang memiliki lafal/bunyi dan ejaan sama namun artinya berbeda satu sama lain. Contohnya: "Bisa" ular kobra itu sangat berbahaya. Anak saya sudah "bisa" membaca buku. Kata "bisa" pada kedua kalimat memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan lafalnya sama.
Homofon adalah kata yang memiliki lafal/bunyi sama, namun ejaan dan makna berbeda. Contohnya: Widya bekerja di Bank Mandiri. Bang Ibnu adalah suami yang jarang pulang. Kata "bank" dan "bang" pada kalimat di atas memiliki lafal/bunyi sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.
Homograf adalah kata yang memiliki ejaan sama, namun lafal/bunyi dan arti berbeda. Contoh: Buah favorit Gumulang adalah apel. Setiap pegawai desa wajib mengikuti apel pagi. Kata "apel" pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki bunyi dan arti yang berbeda.
Baca juga: Diksi: Fungsi, Ciri-ciri, dan Macamnya
Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contoh: Kalau kita menabung di bank, kita akan mendapat bunga setiap bulan. Hati Zahra berbunga-bunga setelah mendapat hadiah dari ibunya. Kata "bunga" pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang sama.
Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Contoh: Sayuran, seperti bayam, kangkung, sawi mengandung zat besi. Kata "sayuran" adalah hipernim, dapat mewakili kata "bayam, kangkung, dan sawi".
Hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata lain, hipernim. Contohnya: Sapi, kambing, kerbau adalah ternak yang biasa dipelihara oleh petani. Kata "sapi, kambing, kerbau" adalah hiponim, bisa diwakili oleh kata "ternak".
Itulah penjelasan mengenai apa itu diksi beserta jenis dan contohnya.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Diksi dalam Puisi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.