Gerakan kali ini fokus memperjuangkan hak-hak perempuan yang tidak tercapai di gelombang feminisme pertama, yang dimulai pada abad ke-19.
Gelombang feminisme kedua menuntut ketidakadilan perempuan dan laki-laki di mata hukum, peran dalam keluarga, lingkungan kerja, hak-hak reproduksi, dan seksualitas perempuan.
Adanya gerakan feminisme gelombang kedua juga disebabkan oleh ledakan ekonomi setelah Perang Dunia II (1939-1945).
Pada masa itu, kapitalisme mencapai kemenangangnya dan melanggengkan budaya patriarki dalam keluarga.
Beberapa literatur menyebut bahwa gelombang feminisme kedua sebagai gerakan paling kompak.
Gelombang feminisme kedua di AS
Di Amerika Serikat (AS), gerakan feminisme gelombang kedua berlangsung antara 1960-an hingga 1980-an akhir.
Dimulainya gerakan ini ditandai dengan lahirnya National for Woman (NOW) pada 1966 dan gerakan revolusioner yang disebut Women Liberation.
Gelombang feminisme kedua di AS terbagi menjadi dua aliran, yaitu aliran kiri yang bersifat radikal, dan aliran kanan yang cendurung berpandangan liberal.
Gelombang feminisme kedua di Inggris
Seperti halnya di AS, gelombang feminisme kedua di Inggris juga terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok kanan terdiri dari kalangan perempuan pekerja, yang menuntut persamaan upah.
Sementara, kelompok kiri terdiri dari perempuan yang berpandangan sosialis marxisme.
Meski demikian, aliran kanan dan kiri bersatu untuk menyuarakan hak-hak pekerja perempuan, alat kontrasepsi gratis, penitipan anak, dan ketersediaan aborsi.
Tokoh gelombang feminisme kedua
Salah satu tokoh yang lekat dengan gerakan feminisme gelombang kedua adalah Simone de Beauvoir, melalui karyanya berjudul The Second Sex.
Tokoh asal Perancis ini disebut-sebut sebagai pelopor feminisme eksistensialime karena telah mengenalkan eksistensi perempuan melalui pemikirannya.
Dalam bukunya, Beauvoir, mengatakan bahwa perempuan disebut sebagai sosok other atau liyan, sementara laki-laki adalah manusia sesungguhnya.
Ia juga mengatakan bahwa posisi perempuan tidak setara dengan laki-laki, karena perempuan dianggap sebagai seorang yang lemah.
Sebagai anggota keluarga, perempuan berperan melayani suami, melahirkan, menyusui, dan merawat keluarga.
Di lingkungan masyarakat pun, perempuan dianggap tidak dapat bekerja seperti laki-laki dan kerap mengalami diskriminasi.
Untuk menunjukkan kesetaraan di masyarakat, Beauvoir berpendapat bahwa perempuan harus memperlihatkan eksistensinya sebagai sosok yang cerdas, mandiri, pekerja, maupun mencapai transformasi sosial di masyarakat.
Berakhirnya gelombang feminisme kedua
Feminisme gelombang kedua dinilai hanya memperjuangkan perempuan kulit putih dan kaum heteroseksual saja.
Sehingga, pada akhirnya, gerakan ini dikritisi oleh perempuan kulit hitam, penyuka sesama jenis, dan para pekerja perempuan yang di kemudian hari membentuk gerakan radikal.
Pada 1980-an akhir, gerakan feminisme memasuki gelombang ketiga, bersamaan dengan lahirnya aliran postfeminisme yang menimbulkan pro dan kontra.
Referensi :
/stori/read/2022/04/08/090000179/sejarah-gerakan-feminisme-gelombang-kedua