KOMPAS.com - Kerajaan Aceh adalah kerajaan Islam di Sumatera yang berdiri pada abad ke-15 dan runtuh pada abad ke-20.
Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah ini terletak di Kutaraja atau Banda Aceh sekarang.
Karena letaknya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional, kerajaan ini mampu berkembang dengan cepat.
Puncak kejayaan Kerajaan Aceh kemudian dapat diraih pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yang berkuasa antara 1607-1636 Masehi.
Setelah berkuasa selama kurang lebih lima abad, Kerajaan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda.
Sumber sejarah Kerajaan Aceh dapat diketahui dari beberapa peninggalannya yang masih ada hingga sekarang.
Berikut ini beberapa peninggalan Kerajaan Aceh.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Aceh
Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan Kerajaan Aceh yang paling terkenal.
Beberapa tulisan tentang sejarah pembangunannya menyebut bahwa Masjid Raya Baiturrahman dibangun semasa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).
Pada masa penjajahan, masjid peninggalan Kerajaan Aceh ini juga digunakan sebagai markas pertahanan terhadap serangan musuh.
Fungsi tersebut sangat terasa semasa Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Alaidin Mahmud Syah (1870-1874 M).
Di masjid ini sering pula diadakan musyawarah besar untuk membicarakan strategi penyerangan dan kemungkinan serangan Belanda terhadap Kerajaan Aceh Darussalam.
Karena posisinya yang sangat strategis, Masjid Raya Baiturrahman bahkan sempat dua kali dibakar Belanda.
Makam Sultan Iskandar Muda terletak di Kompleks Baperis Museum Aceh, di samping pendopo Gubernur Aceh.
Sultan Iskandar Muda adalah raja besar yang berhasil membawa Kerajaan Aceh menuju masa kejayaan.