优游国际

KOMPAS.com - Prasasti Wanua Tengah III adalah salah satu prasasti peninggalan zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Prasasti Wanua Tengah III ditemukan pada November 1983 di sebuah ladang di Dukuh Kedunglo, Desa Gandulan, Temanggung, Jawa Tengah.

Saat ini, Prasasti Wanua Tengah III disimpan di Balai Arkeologi Yogyakarta.

Di dalam prasasti ini dicantumkan daftar nama raja-raja yang memerintah bumi Mataram sejak sebelum masa pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Belitung.

Prasasti Wanua Tengah III disebut sebagai prasasti penting karena di dalamnya menyebutkan 12 nama raja Mataram.

Prasasti ini terdiri dari dua lempengan tembaga.

Lempengan pertama berukuran 53,5 x 23,5 cm dan ketebalan kira-kira 2,5 mm, dan lempengan kedua berukuran 56 x 26 cm dan ketebalan sama.

Baca juga: Prasasti Wurare, Peninggalan Singasari yang Gagal Dibawa ke Belanda

Isi Prasasti Wanua Tengah III

Prasasti Wanua Tengah III berisi tentang riwayat panjang mengenai tanah Sima di Desa Wanua Tengah yang ditetapkan oleh Rakai Panangkaran, Raja Kerajaan Medang, untuk menghidupi sebuah biara Buddha di Pikatan.

Apabila ditelusuri lebih lanjut, prasasti ini secara gamblang menjelaskan tentang nasib tanah Sima itu.

Prasasti ini menceritakan tentang bagaimana Rakai Panangkaran berusaha menjaga status Sima.

Namun sayangnya, pada masa kepemimpinan Rakai Warak, status Sima dicabut hingga masa Dyah Gula, Raja Medang kelima yang memerintah sejak 827-829.

Sepeninggal Dyah Gula, Rakai Garung naik tahta dan merehabilitasi sekaligus meneguhkan kembali status tanah Sima.

Sampai akhirnya, pada masa Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910), status Sima tetap diteguhkan dan keputusannya agar semua bihara di tanah Jawa ditetapkan berstatus swatantra (daerah istimewa) dan dilarang dikenai denda atau pungutan dalam bentuk apa pun.

Secara transkripsi, isi Prasasti Wanua Tengah III terdiri dari dua bab.

Baca juga: Prasasti Haludayeuh, Sanjungan untuk Prabu Siliwangi

Daftar raja dalam Prasasti Wanua Tengah III

Para raja Mataram dan tahun pemerintahannya yang tertulis dalam Prasasti Wanua Tengah III adalah:

1. Rakai Panangkaran putra Rahyangta ri Medang (naik tahta pada tanggal 4 Oktober 746 M)
2. Rakai Panaraban (naik tahta 6 Maret 784 M)
3. Rakai Warak Dyah Manara (naik tahta 3 Maret 803 M)
4. Dyah Gula (naik tahta 26 Juli 827 M)
5. Rakai Garung, putra Sang Lumah i Tluk (naik tahta pada tanggal 14 Februari 829)
6. Rake Pikatan Dyah Saladu (naik tahta 6 Maret 847)
7. Rake Kayuwangi Dyah Lokapala (naik tahta 27 April 855)
8. Dyah Tagwas (naik tahta pada tanggal 17 Februari 885, kemudian diusir dari istana)
9. Rake Panumwangan Dyah Dewendra (naik tahta 25 Agustus 885, kemudian diusir dari istana)
10. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra (bertahta pada tanggal 18 Januari 887 M, tetapi pada tanggal 14 Februari 887 ia melarikan diri dari istana)
11. Masa kekosongan pemerintahan selama 7 tahun (Interegnum), mulai 14 Februari 887 M sampai 27 November 894)
12. Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang (naik tahta pada tanggal 21 November 894 M)
13. Rake Watukura Dyah Balitung (naik tahta 10 Mei 898 M)

Referensi:

• Boechari. (2018). Tafsiran Atas Prasasti Wanua Tengah III, Dalam Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
• Tjahjono, B.D. (2008). Balitung Putra Daerah yang Sukses Menjadi Raja Mataram Kuno. Berkala Arkeologi.