KOMPAS.com - Tugu Jogja merupakan ikon Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugu yang terletak di sisi utara Jalan Mangkubumi itu termasuk dalam obyek wisata di Yogyakarta.
Tugu ini dikenal sebagai Tugu Pal Patih. Pasalnya, warna cat tugu tersebut berwarna putih. Tugu ini menandai perbatasan kota Jogja.
Keberadaan Tugu Jogja merupakan salah satu keistimewaan di kota pelajar. Ikon ini sarat akan sejarah dan makna.
Baca juga: Sejarah Tugu Jogja, Pernah Direnovasi Pemerintah Belanda
Melansir laman Jogjacagar.bhumiaksasa.com, berdasarkan buku Ornamen dan Bentuk Tugu Yogyakarta Pasca Renovasi Tahun 1889 (2013) karya Panji Syofiadisna, Tugu Pal Putih Jogja pertama kali dibangun pada 1867. Pembangunan tugu ini dilakukan untuk menggantikan Tugu Golong-Gilig, tugu berbentuk silinder dengan puncak bulat yang dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Setelah Tugu Golong Gilig roboh akibat gempa bumi, inisiatif untuk membangun tugu baru akhirnya muncul. Dipimpin oleh JWS Van Brussels, pemerintah Belanda membangun tugu baru tersebut, sedangkan pihak kraton Yogyakarta bertugas sebagai pengawas.
Pengawas dari pihak Kraton Yogyakarta adalah Patih Danureja V. Sebagai pembangun tugu baru ini, pemerintah Belanda menciptakan bentuk baru dari Tugu Jogja. Bentuk ini berbeda sekali dengan tugu lama yang cenderung silinder.
Dari segi struktur, Tugu Pal Patih terbagi dalam tiga bagian. Bagian bawah adalah undakan berjumlah empat tangga. Bagian tengah berbentuk segi empat yang masing-masing sisinya memuat inskripsi.
Sementara itu, bagian atas merupakan sebuah mahkota dengan uliran yang meruncing. Bentuk tugu tersebut telah bertahan sejak 1889.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Mataram Islam dan Tahun Pemerintahannya
Keberadaan Tugu Jogja di sebelah utara kota Yogyakarta termasuk ke dalam garis imajiner. Tugu ini menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan.
Melansir laman Kratonjogja.com, saat masih menjadi Tugu Golong Gilig, tugu ini melambangkan persatuan seluruh kehendak menghadap Sang Pencipta. Warna putih tugu dipilih sebagai simbol dari kesucian hati.
Letak Tugu Golong Gilig juga berada di antara Desa Pingit (menyimpan) di Barat dan Desa Gondolayu (bau mayat) di Timur. Makna dari tata letak itu adalah saat manusia hendak ingin menuju ke Sang Pencipta, ia harus meninggalkan hal-hal berbau busuk.
Sementara itu, di bagian selatan Tugu Jogja, terdapat Jalan Margamulya. Arti Margamulya adalah jalan menuju kemuliaan. Jalan ini segaris lurus dengan keberadaan Tugu Jogja yang ada di sebelah utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.