优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian 优游国际. Kolumnis 

Hasyim Asy鈥檃ri, Pulau Gangga, Rurukan, dan Perempuan

优游国际.com - 09/07/2024, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di
Editor

RABU, 3 Juli 2024 lalu, ketika Hasyim Asy’ari diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua Pemilihan Umum (KPU), saya dalam perjalanan dari Jakarta ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Di ruang tunggu untuk masuk pesawat, orang-orang yang duduk di sekitar saya banyak sekali bicara dengan penuh opini masing-masing tentang pemecatan Hasyim.

Di Sulawesi Utara, saya datang ke Pulau Gangga dan desa di atas gunung, Rurukan Satu (Tomohon) yang jumlah penduduk perempuannya jauh lebih banyak dari laki-laki.

Saya ke Pulau Gangga atas undangan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Pulau Gangga adalah salah satu surga turis di Sulut.

Kami, berjumlah sekitar 10 orang, naik kapal cepat dari Pantai Kalasey di Manado ke Pulau Gangga yang terkenal dengan air panas alam di pantainya.

Selama sekitar dua jam perjalanan laut dari Kalaysey ke Pulau Gangga, kami sama sekali tidak membicarakan tentang skandal seks ketua KPU. Nampaknya Pulau Gangga bersih dari perdebatan tentang pemecatan Hasyim karena skandal seks.

Selain itu, pulau kecil ini juga bersih dari pemasangan baliho bergambar orang-orang yang sedang berburu posisi gubernur, bupati atau wali kota.

Di Manado dan sekitarnya saat ini bertebaran baliho para pemburu posisi kekuasaan atau pejabat tinggi daerah.

Di antara orang-orang pemburu jabatan atau penguasa itu, adalah orang yang didukung partai gurem. Bahkan di antara para pemburu kekuasaan itu ada orang-orang yang sedang mencari partai pendukung.

Turis berburu laki-laki

Di pulau yang dihuni sekitar 1.758 orang ini kami mendarat di Pantai Lakehe, dipandu oleh seorang pria penduduk pulau itu bernama Patri Kuada (40 tahun).

Patri Kuada adalah lulusan D1 perguruan tinggi Universitas Kelabat (Unklab, Minahasa Utara, Sulut) bidang bisnis. Ia bilang sebelum Covid-19 tahun 2019 lalu, turis dari China yang datang di pulau ini (di Pantai Lakehe) rata-rata 300 orang tiap hari.

“Turis-turis perempuan China banyak yang mandi di pantai ini dengan bikini dan ada yang cari laki-laki penduduk pulau ini,” kata Patri.

Menurut Patri, seorang turis dari China per hari bisa mengeluarkan uang Rp 4 juta untuk menikmati pantai pasir putih Lakehe ini.

“Mereka akan lebih banyak mengeluarkan untuk berlama-lama berenang di bagian pantai yang airnya panas alami,” ujar Patri.

Ketika bercerita tentang turis-turis perempuan China yang gemar mencari laki-laki penduduk pulau ini, Patri Kuada nampak bangga.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau