优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Siti Bariyah, Ketua Aisyiyah yang Pertama

优游国际.com - 08/10/2024, 17:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber ,

KOMPAS.com - Siti Bariyah adalah seorang tokoh perempuan Muhammadiyah, yang menjadi ketua Aisyiyah pertama.

Sebelum menjabat ketua Aisyiyah, Siti Bariyah dikenal sebagai salah satu santri KH Ahmad Dahlan yang paling menonjol prestasinya, dan menguasai beberapa bahasa.

Berikut ini biografi singkat Siti Bariyah.

Baca juga: Sejarah Aisyiyah, Organisasi Perempuan Muhammadiyah

Lahir di Kampung Kauman

Melansir suaramuhammadiyah.id, Siti Bariyah lahir pada tahun 1906, di Kampung Kauman, Yogyakarta.

Ia merupakan putri Haji Hasyim Ismail dan adik dari Siti Munjiyah, aktivis Sapa Tresna, cikal bakal Aisyiyah.

Siti Bariyah terhitung sebagai satu dari sedikit perempuan Muhammadiyah yang menuntut ilmu di sekolah Belanda, Neutraal Meisjes School.

Meski pilihan itu ditentang oleh sebagian masyarakat, KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) sangat mendukungnya.

Pasalnya, pada masa itu, masih kental pandangan bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan formal karena yang terpenting bisa menjalankan tugas domestik rumah tangga.

Di sekolah umum Belanda, Siti Bariyah tumbuh menjadi siswa yang cerdas serta mahir berbahasa Belanda dan Melayu.

Di samping itu, ia mengenyam pendidikan agama lewat Sopo Tresno.

Siti Bariyah juga kerap diajak oleh KH Ahmad Dahlan, untuk bertabligh di kantor-kantor pejabat pemerintahan dan sekolah umum.

Baca juga: Sejarah Perumusan 12 Langkah Muhammadiyah

Menjadi Ketua Aisyiyah Pertama

Pada 1917, KH Ahmad Dahlan menggelar pertemuan di kediamannya, guna membentuk organisasi perempuan Muhammadiyah.

Sebelumnya, sudah ada Sapa Tresna (Siapa Sayang), yang dibentuk oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1914.

Perkumpulan tersebut lahir dari pemikiran KH Ahmad Dahlan, yang sejak awal mendorong perempuan untuk menempuh pendidikan, baik pendidikan formal umum maupun keagamaan.

Pertemuan pada 1917 dihadiri oleh enam gadis kader Ahmad Dahlan, yaitu Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busjro, Siti Wadingah, dan Siti Badilah, serta KH Fachrodin, KH Mochtar, dan Ki Bagus Hadikusumo.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau