KOMPAS.com - Pertempuran Guadalete adalah peperangan besar pertama selama penaklukkan umat Islam atas Semenanjung Iberia.
Pertempuran ini terjadi pada tahun 711, di wilayah Semenanjung Iberia yang kini menjadi Spanyol selatan.
Dalam perang ini, pasukan Islam dari Bani Umayyah yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad melawan pasukan Kerajaan Visigoth di bawah pimpinan Raja Roderic.
Pertempuran Guadalete dimenangkan oleh Thariq bin Ziyad, yang berhasil membunuh Raja Roderic.
Kemenangan Thariq dalam Pertempuran Guadalete membuka jalan bagi Islamisasi Spanyol.
Baca juga: Thariq bin Ziyad, Panglima Perang Penakluk Semenanjung Iberia
Sumber sejarah Pertempuran Guadalete berasal dari kronik berbahasa Latin, terutama Kronik Mozarabik, dan sejumlah sumber berbahasa Arab.
Sebelum pasukan Bani Umayyah pimpinan Thariq bin Ziyad datang, wilayah Semenanjung Iberia dikuasai oleh Kerajaan Visigoth.
Konflik internal di Kerajaan Visigoth pada masa pemerintahan Raja Roderic membuka kesempatan bagi umat Islam untuk meluaskan pengaruhnya ke Semenanjung Iberia.
Musa bin Nusayr, seorang Gubernur Ifriqiya (Afrika Utara), meminta izin kepada Khalifah Bani Umayyah, Al-Walid, yang berkedudukan di Damaskus, Suriah, untuk menaklukkan Semenanjung Iberia.
Setelah diberi izin, Musa bin Nusayr segera mengirimkan ekspedisi awal ke wilayah Semenanjung Iberia, di bawah pimpinan Tarif bin Malik atau Abu Zar'ah.
Keberhasilan Tarif menguasai pesisir Spanyol mendorong Musa untuk mengirimkan ekspedisi lanjutan yang lebih besar di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad, seorang ahli perang dari Afrika Utara.
Baca juga: Kisah Panglima Perang Bani Umayyah yang Diabadikan Jadi Nama Selat
Thariq bin Ziyad membawa sekitar 7.000 pasukan dari wilayah Afrika Utara dan mengarungi Selat Gibraltar untuk menuju daratan Spanyol.
Setelah mendarat di Spanyol selatan, Thariq mengumpulkan pasukannya di selat yang berdampingan dengan bukit karang, yang sekarang dikenal sebagai Bukit Gibraltar.
Menurut catatan Al-Idrisi, di bukit inilah, Thariq berpidato dan memerintahkan pasukannya untuk membakar kapal mereka.
Maksud dari tindakan itu adalah agar tidak ada prajurit yang mundur dari medan perang dan berlindung ke kapal.