Temuan fosil itu dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications pada Selasa (6/8/2024).
Adapun, fosil yang ditemukan adalah bagian tulang lengan milik manusia dewasa kecil yang berkeliaran di pulau tersebut 700.000 tahun yang lalu bersama gajah kerdil, komodo, dan tikus raksasa sebesar kelinci.
Fosil tersebut diperkirakan berasal dari individu paling awal dari spesies "hobbit", Homo floresiensis yang telah membingungkan para ilmuwan sejak penemuan pertamanya pada 20 tahun lalu.
"Kami tidak menyangka akan menemukan individu yang lebih kecil dari situs yang begitu tua," kata salah satu penulis studi tersebut, Yousuke Kaifu dikutip dari CBS News, Selasa.
Fosil hobbit pertama berasal dari antara 60.000 dan 100.000 tahun yang lalu. Sedangkan fosil baru ini digali di sebuah situs bernama Mata Menge, sekitar 45 mil dari gua tempat sisa-sisa hobbit pertama ditemukan.
Fosil tersebut ditemukan di atas lapisan batu pasir berkerikil berbentuk pita di sungai kecil.
Para peneliti mengatakan, fosil tersebut mencakup gigi yang sangat kecil yang mungkin berasal dari dua individu.
Spesies hobbit mengalami penyusutan ukuran
Dikutip dari The Guardian, Selasa, penemuan fosil baru itu menunjukkan bahwa spesies hobbit mengalami penyusutan ukuran tubuh secara dramatis sebagai respons terhadap tekanan evolusi unik akibat terdampar di sebuah pulau.
Peneliti menyebut hal tersebut sebagai dwarfisme pulau, yakni bentuk kekerdilan akibat evolusi, di mana ukuran dari hewan-hewan besar setelah beberapa generasi berkurang ketika jangkauan populasinya terbatas pada sebuah lingkungan yang kecil, utamanya pulau.
“Dwarfisme pulau sudah dikenal sebelumnya dari sisa-sisa fosil fauna raksasa di pulau-pulau di Mediterania dan Indonesia, yang merupakan versi miniatur dari nenek moyang mereka di daratan utama,” kata seorang paleontolog dan salah satu penulis yang berbasis di Universitas Wollongong, Australia, Dr. Gert van den Bergh.
“Selama menyangkut hewan, tidak ada yang mempermasalahkan dwarfisme pulau, tetapi jika menyangkut hominin, tampaknya lebih sulit untuk menerimanya,” tambahnya.
Sejak penemuan fosil hobbit pertama yang berasal dari 60.000 tahun lalu, asal usul evolusi manusia mini telah diperdebatkan dengan sengit.
Beberapa ahli mempertanyakan apakah floresiensis merupakan spesies unik atau sekadar suku manusia modern yang menderita penyakit terhambatnya pertumbuhan bawaan.
Sementara yang lain berpendapat bahwa mereka berkerabat dengan spesies mirip kera yang lebih primitif yang awalnya berukuran kecil.
Hobbit termasuk keturunan manusia Jawa
Di balik penemuan itu, para ilmuwan mengatakan bahwa penemuan tersebut dapat memperkuat teori yang menyebut hobbit adalah keturunan Homo erectus atau manusia Jawa.
Homo erectus adalah hominin purba yang perawakannya hampir sama dengan manusia saat ini, yang entah bagaimana terdampar di Flores. Mereka juga dianggap sebagai salah satu spesies manusia purba terakhir yang punah.
Pasalnya, fosil tulang lengan mungil itu memiliki anatomi yang mirip dengan kerangka hobbit yang ditemukan sebelumnya, pada beberapa dekade lalu. Sementara sepasang gigi yang baru ditemukan dari situs yang sama memiliki kemiripan dengan gigi Homo erectus, meskipun jauh lebih kecil.
Berdasarkan perkiraan panjang tulang tersebut, tim menghitung tinggi badan manusia purba tersebut sekitar 100 cm. Ini sekitar 6 cm lebih pendek dari perkiraan tinggi badan kerangka berusia 60.000 tahun yang ditemukan 75 km jauhnya di pulau yang sama.
“Tulang lengan atas dewasa berusia 700.000 tahun ini tidak hanya lebih pendek dari tulang lengan atas Homo floresiensis (asli), tetapi juga merupakan tulang lengan atas terkecil yang diketahui dari catatan fosil hominin di seluruh dunia,” kata Prof. Adam Brumm dari Pusat Penelitian Evolusi Manusia Australia di Griffith University dan salah satu penulis makalah tersebut.
“Spesimen yang sangat langka ini mengonfirmasi hipotesis kami bahwa nenek moyang Homo floresiensis memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Namun, kini terlihat jelas dari proporsi tulang tungkai yang sangat kecil ini bahwa nenek moyang awal hobbit bahkan lebih kecil dari yang kita duga sebelumnya," sambungnya.
Flores telah dihuni manusia purba sejak 1 juta tahun lalu
Dwarfisme pulau diperkirakan muncul karena ukuran tubuh yang lebih kecil dapat menguntungkan dalam bertahan hidup saat terjadi kekurangan pangan berkala di pulau.
Sedangkan memiliki tubuh besar bukanlah suatu keuntungan karena tidak ada mamalia karnivora besar yang harus dilawan.
Meski demikian, ada beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab, termasuk bagaimana nenek moyang floresiensis terdampar di pulau itu pada awalnya.
Adapun, temuan perkakas batu menunjukkan bahwa pulau itu telah dihuni sejak 1 juta tahun yang lalu.
“Secara umum diperkirakan bahwa hanya manusia modern dengan teknologi perahu yang dapat mencapai pulau samudra yang dikelilingi selat laut dalam seperti Flores,” kata van den Bergh.
Kepala Asal-usul Manusia di Museum Sejarah Alam, Profesor Chris Stringer yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan, kemampuan melacak satu garis keturunan hominin yang berevolusi selama rentang waktu tersebut memberikan harapan besar bagi penelitian di masa depan.
“Banyak peneliti berasumsi bahwa proses pengerdilan terjadi di Flores sendiri, tetapi saat ini belum ada cara untuk mengetahuinya, karena prosesnya bisa saja sudah dimulai di pulau-pulau lain, seperti Sumbawa atau Sulawesi, sebelum kedatangannya di Flores,” tambah Stringer.
/tren/read/2024/08/07/140000065/fosil-hobbit-dari-spesies-manusia-purba-mungil-ditemukan-di-pulau-flores