KOMPAS.com - Hari ini, 29 tahun lalu tepatnya 26 Mei 1991, sebuah pesawat jatuh di Hong Kong.
Dilansir SCMP, Jumat (9/6/2017), pesawat itu adalah Lauda Boeing 767-300 dengan nomor penerbangan NG004 yang membawa 223 penumpang dan awak pesawat.
Pesawat itu merupakan pesawat milik perusahaan Austria Lauda-Air dan menjadi operasi charter terbesar di negara tersebut.
Lauda Air dirintis oleh pembalap mobil yang sudah pensiun dari dunia balap, Niki Lauda.
Baca juga: Di Rumah Kami Tidak Ada Idul Fitri, Ayah Ibu Tewas di Kecelakaan Pesawat
Sementara itu menurut laman History, Kamis (21/5/2020), semua penumpang tewas, yaitu sebanyak 203 penumpnag dan 20 awak pesawat.
Pesawat itu terbang dari Hong Kong menuju ke Wina, Austria. Setelah berhenti sebentar di Bangkok, pesawat melanjutkan perjalanan.
Dilansir New York Times, Senin (27/5/1991), Manajer kantor Lauda Air di Thailand, Prakob na Songkhla mengatakan dari Hong Kong penumpang yang dibawa sebanyak 125 orang. Sedangkan sisanya naik dari Bangkok.
Beberapa penumpang yang tercatat adalah 38 orang berkewarganegaraan Thailand, 34 orang Austria, 7 orang Swiss, 4 orang Jerman, 1 orang Inggris, dan 1 orang Australia.
Adapun pilotnya adalah Thomas Welsh, seorang Amerika yang berbasis di Wina.
Baca juga: Kecelakaan Pesawat Pakistan International Airlines di Karachi, 97 Tewas, 2 Selamat
Kecelakaan disebabkan karena pembalik dorong pada mesin port yang pada dasarnya menempatkan mesin terbalik, tiba-tiba menyebar.
Meski pilot berusaha untuk membatalkannya, mereka tak berhasil melakukannya.
Hanya 16 menit setelah lepas landas, pesawat itu jatuh ke hutan Thailand, 100 mil utara Bangkok.
Saksi mata melihat pesawat Lauda jatuh dari langit dengan kondisi terbakar seperti bola api tepat tengah malam waktu Hong Kong.
Kotak pesawat hancur, sehingga penyebab kecelakaan sulit ditentukan.
Baca juga: Boeing 737 Ukraina Jatuh, Berikut Deretan Kecelakaan Pesawat di Iran
Namun akhirnya ditemukan bukti mekanis dan perekam suara yang menunjukkan masalah serius pada pembalik dorong jet.
Pada 14 September, penyelidik Thailand telah mengonfirmasi penyebab kecelakaan itu sebagai penyebaran thrust reverser yang tidak bisa dijelaskan dalam penerbangan.
Kesalahan mengarah pada pada pintu pesawat. Sementara itu penyelesaian antara perusahaan dan kerabat korban dilaporkan pada 23 Mei 1992.
Boeing kemudian memodifikasi sistem pembalik dorong 767 pada akhir penyelidikan resmi.
Kecelakaan tersebut merupakan yang terburuk ke-12 dalam sejarah penerbangan.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.