KOMPAS.com - Hari ini, 10 September 2021, TNI Angkatan Laut merayakan ulang tahun yang ke-76.
Pasukan penjaga kedaulatan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini berdiri pada 10 September 1945.
Mengutip laman resmi , ketika itu Angkatan Laut berdiri dengan nama Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut.
DIRGAHAYU TNI ANGKATAN LAUT KE-76 TAHUN 2021
— TNI Angkatan Laut (@_TNIAL_)
Baca juga: Ketua KPI Disorot, Bolehkan Saipul Jamil Tampil di TV meski untuk Edukasi
Seperti telah disebutkan sebelumnya, kehadiran Angkatan Laut di Indonesia tidak terlepas dari berdirinya BKR Laut pada tanggal 10 September 1945.
Adapun kelahiran BKR Laut ini tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh bahariawan yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine selama masa penjajahan Belanda dan Kaigun pada zaman pendudukan Jepang.
Meski saat itu Angkatan Bersenjata Indonesia masih belum terbentuk, tetapi potensi untuk menjalankan fungsi AL seperti pengoperasian kapal-kapal dan pangkalan menjadi salah satu pendorong terbentuknya BKR Laut.
Setelah lahir organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR), BKR Laut pun berubah nama menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).
ALRI lantas membentuk sejumlah pangkalan laut, dan memberdayakan kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang, serta merekrut personel pengawaknya untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut NKRI yang baru terbentuk.
Baca juga: Kemenag Terbitkan Aturan Peribadatan Terbaru Selama PPKM, Ini Rinciannya
Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia.
Di samping itu, mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.
Kepahlawanan prajurit samudera tercermin dalam berbagai pertempuran laut dengan Angkatan Laut Belanda di berbagai tempat seperti Pertempuran Selat Bali, Pertempuran Laut Cirebon, dan Pertempuran Laut Sibolga.
Operasi lintas laut juga mampu menyusun pasukan bersenjata di Kalimantan Selatan, Bali, dan Sulawesi.
Keterbatasan dalam kekuatan dan kemampuan menyebabkan ALRI harus mengalihkan perjuangan di pedalaman, setelah sebagian besar kapal ditenggelamkan dan hampir semua pangkalan digempur oleh kekuatan militer Belanda dan Sekutu.
Sebutan ALRI Gunung kemudian melekat pada diri mereka. Namun demikian tekad untuk kembali berperan di mandala laut tidak pernah surut.
Dalam masa sulit selama Perang Kemerdekaan ALRI berhasil membentuk Corps Armada (CA), Corps Marinier (CM), dan lembaga pendidikan di berbagai tempat.