KOMPAS.com - Pada malam hari saat langit bersih tanpa paparan polusi udara dan cahaya, tak jarang Anda akan menemui gugusan bintang yang terhampar di langit.
Gugusan bintang itu disebut sebagai Milky Way atau Bima Sakti dalam istilah Indonesia, dan merupakan galaksi tempat Bumi yang dihuni manusia berada.
Istilah "memotret Milky Way" bahkan populer di kalangan penghobi fotografi untuk menyebut aktivitas mengabadikan keindahan galaksi tersebut saat malam hari.
Baca juga: 2 Puncak Hujan Meteor Minggu Ini: Meteor Epsilon Geminid dan Orinoid
Namun, pernahkah Anda bertanya mengapa kita bisa memotret Milky Way padahal kita sedang berada di dalamnya?
Plt Kapus Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Emanuel Sungging Mumpuni memberikan penjelasannya.
Dia mengatakan, agar lebih mudah memahami Milky Way, ia mengibaratkan galaksi tersebut sebagai sebuah rumah yang ditempati manusia.
Rumah itu berada di kompleks alam semesta bersama dengan rumah-rumah lain, yaitu galaksi-galaksi yang bertetangga dengan Milky Way, salah satunya Andromeda.
Menurut Sungging, gambaran dan ilustrasi Milky Way yang selama ini diketahui manusia merupakan gabungan hasil pengamatan dari galaksi lain, seperti Andromeda, dan hasil pengamatan terhadap Milky Way itu sendiri.
"Kita mencoba memahami rumah kita (Milky Way) dari dalam. Ada pintu, jendela, atap, dan tembok. Kemudian kita melihat rumah lain (Andromeda) di kejauhan, membandingkan apa saja yang serupa. Apakah ada pintu, jendela, atap, dan lain-lain," kata Sungging kepada 优游国际.com, Selasa (19/10/2021).
"Dari situ, kita membangun gambaran seperti apa rumah kita (Milky Way)," ujar dia.
Magnificent Milky Way Time Lapse Over Australia's East Coast
— ???????????????????? (@AnIllicitWriter)
Baca juga: Malam Ini, Saksikan Fenomena Puncak Hujan Meteor Epsilon Geminid