KOMPAS.com - India telah mencatat setidaknya ada 82 kasus flu tomat atau demam tomat yang dilaporkan di Kerala, India, sejak 6 Mei 2022.
Dikutip dari , Minggu (21/8/2022), para ahli medis mengatakan bahwa penyakit flu tomat sangat menular.
Oleh karena itu, India saat ini sedang berjuang melawan penyebaran virus di negara tersebut.
Lalu, apa itu flu tomat dan bagaimana gejalanya?
Baca juga: Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia, Ini Gejala dan Cara Pencegahannya
Dilansir dari , Minggu (21/8/2022), flu tomat adalah penyakit virus langka, yang menyebabkan ruam berwarna merah, iritasi kulit dan dehidrasi.
Penyakit ini dinamai flu tomat karena lepuh yang ditimbulkannya terlihat seperti tomat.
Hingga saat ini, sebagian besar kasus flu tomat atau demam tomat dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia 1-9 tahun.
Penyakit ini jarang terjadi pada orang dewasa, karena mereka biasanya memiliki sistem kekebalan yang cukup kuat untuk melindungi dari virus.
Umumnya, penyakit ini akan mengakibatkan penderitanya mudah terserang penyakit dan muncul gejala pada tangan, kaki, dan mulut.
Sebagian orang menyebut, gejala yang tampak mirip dengan Covid-19. Alih-alih infeksi virus, flu tomat bisa menjadi efek lanjutan dari chikungunya atau demam berdarah pada anak-anak.
Penyakit ini dinamakan "flu" karena adanya lepuh merah dan nyeri di sekujur tubuh yang berangsur-angsur membesar hingga seukuran tomat.
Hingga kini, belum diketahui apa pemicu atau penyebab dari penyakit flu tomat.
Baca juga: Cara Penularan Cacar Monyet dan Gejalanya
Gejala utama yang diamati pada anak-anak dengan flu tomat mirip dengan chikungunya meliputi:
Dalam beberapa kasus, pasien juga melaporkan perkembangan ruam pada kulit mereka.