KOMPAS.com – Isu kebocoran data mencuat belakangan ini setelah dugaan kebocoran data dari internal lembaga pemerintah hingga badan usaha milik pemerintah selama sebulan terakhir.
Terbaru, dugaan kebocoran data dari database Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang mana terdapat 105 juta data penduduk yang diduga bocor.
Informasi mengenai kebocoran data di KPU ini kembali muncul dari anggota forum online “Breached Forums” dengan username “Bjorka”.
Berikut isu kebocoran data sebulan terakhir:
Baca juga: Ramai soal Dugaan 1,3 Miliar Data SIM Card Bocor, Ini Analisis Pakar
Dikutip dari, 20 Agustus 2022, data yang dijual itu berisi informasi ID pelanggan, nama, dan alamat konsumen hingga besarnya penggunaan listrik.
Penjual juga memberikan 10 sampel data dari 17 juta data pelanggan PLN yang dijualnya untuk meyakinkan calon pembeli.
Terkait isu kebocoran data PLN ini, Juru Bicara PLN Gregorius Adi Trianto menyebut bahwa data yang beredar tersebut adalah data replikasi namun bukan data transaksional aktual dan sudah tidak update.
Pihaknya mengklaim, data yang dikelola PLN saat ini dalam kondisi aman.
PLN terus menerapkan keamanan berlapis bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk tindakan pengamanan yang sangat ketat dengan tujuan memperkuat dan melindungi data-data pelanggan.
Baca juga: Adakah Cara agar Data Pribadi Kita Tidak Bocor dan Disalahgunakan?
Terkait isu kebocoran data IndoHome ini, Senior Vice President (SVP) Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengungkapkan, pihaknya masih terus melakukan pengecekan dan investigasi mengenai keabsahan data-data tersebut.
Ia menegaskan, apabila dilihat dari temuan awal menurutnya hal tersebut adalah hoaks dan tidak valid.
"Lucu juga soalnya, Telkom itu tidak pernah memberikan email address untuk pelanggan Indihome. Kami saja di Telkom alamat emailnya @telkom.co.id, tidak pernah menggunakan Telkom.net," ujarnya, dikutip dari ÓÅÓιú¼Ê.com, Minggu (21/8/2022).
Ia mengatakan, di internal Telkom sendiri data pelanggan menurutnya sangat sulit diakses mengingat ada enkripsi dan firewall yang berlapis.