优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Setelah Google dan Microsoft, Gelombang PHK Kini Dialami Spotify

优游国际.com - 25/01/2023, 10:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelombang PHK atau pemutusan hubungan kerja melanda beberapa perusahaan besar dunia pasca perekomian dunia terpuruk akibat pandemi.

Setelah dua raksasa teknologi Google dan Microsoft, kini giliran platform streaming musik Spotify yang berencana melakukan PHK.

melaporkan, perusahaan besutan Daniel Ek tersebut bakal memberhentikan sedikitnya 600 karyawan atau sekitar enam persen dari tenaga kerjanya.

Rencana PHK besar-besaran terhadap karyawan Spotify sudah diumumkan oleh Ek pada Senin (23/1/2023) dalam sebuah pernyataan.

"Seperti yang Anda ketahui, selama beberapa bulan terakhir kami telah melakukan banyak upaya untuk mengendalikan biaya. Tetapi, (usaha) itu belum cukup," ujar Ek.

Lantas, apa alasan perusahaan yang bermarkas di Stockholm, Swedia itu melakukan PHK pada awal tahun 2023?

Baca juga:

Alasan Spotify PHK karyawan

Spotify tercatat memiliki 9.800 karyawan pada akhir kuartal III tahun 2022 menurut sebuah laporan.

Meski begitu, perusahaan tersebut harus mengambil keputusan demi keberlangsungan dan keseimbangan bisnis dengan melakukan PHK.

Alasannya, Spotify ingin menjaga pengeluaran perusahaan tetap terkendali lantaran khawatir terkeda dampak resesi.

Ek mengatakan, PHK yang bakal dilakukan Spotify disebabkan oleh tantangan ekonomi makro.

"Saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kami," ungkap Ek.

Baca juga:

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau