KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat awal Ramadhan 1444 Hijriah pada hari ini, Rabu (22/3/2023) sore.
Dikutip dari akun Instagram , rangkaian sidang isbat akan dimulai pada pukul 17.00 WIB.
Sidang penetapan awal Ramadhan 2023 ini kemudian akan ditutup dengan konferensi pers hasil sekaligus mengumumkan kapan puasa Ramadhan tiba.
Pelaksanaan sidang isbat umum dilakukan menjelang Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah. Hal ini pun tak luput dari pertanyaan warganet terkait mengapa sidang isbat harus dilakukan.
"Ramadhan selalu isbat tp bulan bulan yg lain udh aman aja gk ada isbat. Dan bulan yg lain selalu bisa bareng dg ormas yg lain tp untuk ramadhan idul fitri/adha selalu isbat," komentar salah satu warganet di unggahan Ditjen Bimas Islam.
Lalu, mengapa harus ada sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadhan?
Baca juga: Kapan Sidang Isbat Ramadhan 2023?
Merujuk , isbat memiliki arti penyungguhan, penetapan, atau penentuan.
Dengan demikian, sidang isbat awal Ramadhan merupakan sidang yang digelar untuk menentukan kapan awal bulan kesembilan dalam kalender Hijriah ini tiba.
Dikutip dari laman (5/5/2019), sidang isbat rutin dilaksanakan untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.
Pelaksanaan sidang ini merupakan implementasi dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004.
Menteri Agama kala itu, Lukman Hakim Saifuddin menerangkan, Fatwa MUI menyatakan bahwa penetapan tiga bulan Hijriah itu menjadi wewenang Kemenag dengan menggunakan dua metode, yakni hisab dan rukyat.
Hisab merupakan metode dengan cara perhitungan, sedangkan rukyat adalah aktivitas melihat penampakan hilal (Bulan sabit tipis).
"Hisab dan rukyat penting dilakukan untuk memberikan pandangan sebelum akhirnya mengambil keputusan dalam sidang," kata Lukman, Minggu (5/5/2019).
Dia menambahkan, dua metode ini sudah semestinya tidak dipertentangkan. Sebaliknya, dua metode justru bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan.
Menurut dia, rukyat memerlukan hisab, sementara hisab perlu disempurnakan melalui rukyat.
"Jadi kalau hisab itu sifatnya informatif, maka rukyat adalah upaya kita untuk melakukan konfirmasi dari informasi yang kita dapat," ujarnya.
Baca juga: Mengapa Penentuan Awal Ramadhan dan Lebaran Masih Sering Berbeda?
Di sisi lain, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan, bagi pengamal rukyat, hasil pengamatan ini tidak dapat diumumkan sendiri.
Namun, hasil harus dilaporkan terlebih dahulu kepada otoritas, yakni Rasulullah (zaman dulu) atau yang saat ini diwakili oleh pemerintah.
"Lalu pemerintah yang menetapkan (isbat) dan mengumumkan," ujar Thomas, saat dihubungi 优游国际.com, Rabu (22/3/2023).
Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag ini menyampaikan, sidang isbat di Indonesia juga bertujuan untuk mengakomodasi hasil rukyat dan hisab.
Termasuk, sebagai tempat musyawarah bagi organisasi masyarakat (ormas) Islam dan pakar hisab rukyat apabila terjadi perbedaan.
Lebih lanjut Thomas menjelaskan, isbat atau penetapan ini sebenarnya hanya diperlukan untuk mengawali dan mengakhiri Ramadhan, sebagaimana contoh dari Rasul.
"Di Indonesia, sidang isbat juga digunakan untuk penetapan waktu ibadah massal, terkait Idul Adha," imbuhnya.
Meski tidak ada sidang isbat, mantan Kepala LAPAN ini menerangkan, metode hisab pasti dilakukan untuk menghasilkan sebuah kalender.
Sementara itu, bagi pengamal rukyat, metode ini tetap dilakukan untuk bulan-bulan selain Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah, sesuai dengan kebutuhan.
"Namun banyak juga yang melakukan rukyat untuk kebutuhan riset," lanjut Thomas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.