KOMPAS.com - Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci terbilang tinggi.
Sejak hari pertama ibadah haji dilaksanakan hingga Selasa (6/6/2023) waktu setempat, tercatat jumlah total jemaah haji yang meninggal di Arab Saudi mencapai 21 orang.
Informasi tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono.
Ia mengungkapkan, jumlah itu menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir, ketika penyelenggaraan ibadah haji memasuki hari ke-15.
"Yang kelihatannya memang dari evaluasi sampai saat ini ada 21 yang sudah wafat. Ini yang tertinggi di 4 tahun terakhir," kata Dante dikutip dari , Selasa (6/6/2023).
"Mudah-mudahan akan tidak semakin meningkat dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," sambungnya.
Baca juga: 6 Tips Menghadapi Cuaca Panas bagi Jemaah Haji
Menurut Dante, sudah ada upaya yang dilakukan, salah satunya dengan menyiapkan tenaga kesehatan di Tanah Suci.
Jumlah tenaga kesehatan yang disiapkan mencapai 1.917 orang. Jumlah itu terdiri dari dokter, dokter spesialis, dan perawat.
Tenaga kesehatan ini akan membantu para jemaah dan mengobatinya.
"Kami sudah menyediakan 1.917 tenaga kesehatan yang akan membantu para jemaah. Terdiri dari 537 dokter dan 1.074 perawat, kemudian 306 dokter spesialias," jelasnya.
Dante mengatakan, ke depannya, pihaknya juga akan menyediakan tenaga psikolog dan psikiater sebagai tambahan atau penguatan medis.
"Mungkin pada beberapa tahun ke depan kita juga memerlukan tenaga psikolog atau psikiater sebagai tambahan dan penguatan tenaga medis," ungkap dia.
Baca juga: Kronologi Calon Jemaah Haji dari Solo Marah karena Gagal Berangkat
Ada beberapa faktor penyebab terkait banyaknya jemaah haji Indonesia yang meninggal. Berikut di antaranya:
Faktor pertama, bisa dikarenakan jemaah haji sudah lanjut usia (lansia).
Dante mengatakan, tahun ini, jemaah haji lansia adalah yang paling banyak dibandingkan dengan 4 tahun terakhir. Total jemaah haji lansia mencapai 45,7 persen dari total semua jemaah haji pada tahun ini.