优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Harus Tahu, Ini Tanda-tanda Akan Terjadi Angin Puting Beliung

优游国际.com - 24/02/2024, 19:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena angin puting beliung yang melanda Rancaekek dan Jatinangor, Jawa Barat beberapa waktu lalu masih menjadi perhatian publik.

Pasalnya, peristiwa tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup parah di sejumlah wilayah di kedua kecamatan tersebut.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, puting beliung terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan angin kencang.

Namun demikian, ia menegaskan, tidak setiap ada awan CB dapat terjadi fenomena puting beliung. Semuanya tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya.

"Fenomena puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim, namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan," ujarnya dalam rilis yang diterima 优游国际.com, Jumat (23/2/2024).

Selain itu, angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui tanda-tanda angin puting beliung agar masyarakat dapat melakukan antisipasinya.

Baca juga: Jadi Bencana Kedua Terbanyak di Indonesia, Bisakah Puting Beliung Diprediksi?


Tanda-tanda akan terjadi angin puting beliung

Melalui akun Instagram @infobmkg, BMKG menyebutkkan beberapa tanda akan datangnya angin puting beliung, yaitu:

  1. Udara pada malam hingga pagi hari sebelumnya terasa panas dan gerah.
  2. Perbedaan suhu yang signifikan (lebih dari dari 4,5 derajat Celsius) antara pagi sekitar pukul 07.00 hingga menjelang siang sekitar pukul 10.00 bersamaan dengan penyinaran Matahari yang terik dengan kondisi udara yang lembap.
  3. Menjelang siang atau setelah pukul 10.00, akan terbentuk awan jenis Cumulus (Cu). Awan ini memiliki ciri-ciri berupa awan putih berlapis-lapis yang umumnya disertai dengan awan putih yang batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti kembang kol.
  4. Awan cumulus berubah warna menjadi abu-abu dan sangat gelap yang dikenal dengan nama awan Cumulonimbus (Cb)
  5. Terasa embusan angin yang kencang dan terasa dingin.
  6. Terlihat adanya kolom udara yang berputar dari dasar awan Cb hingga menyentuh permukaan Bumi yang disebut angin puting beliung.
  7. Durasi kejadian angin puting beliung umumnya 3-5 menit (maksimal 10 menit) dengan cakupan jarak hingga 5 kilometer (km).

Baca juga: Kenapa Bisa Terjadi Angin Puting Beliung? Berikut Faktor Penyebabnya

Potensi angin puting beliung di Indonesia

Guswanto melanjutkan, berdasarkan pantauan BMKG, ada beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia.

Kondisi tersebut dipicu oleh beberapa hal, seperti:

  • Aktivitas monsun asia yang masih dominan
  • Aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian tengah dan timur
  • Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia bagian tengah dan selatan.

Selain itu, ada pula beberapa wilayah yang berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat berpotensi memicu pembentukan awan Cumulonimbus untuk periode 24-25 Februari 2024, yang meliputi:

  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatra Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Papua.

Baca juga: Beda Puting Beliung dan Tornado, Kenali Tanda-tanda Kemunculannya 

Apa yang perlu dilakukan saat terjadi cuaca ekstrem?

Foto udara kawasan industri yang terdampak angin puting beliung di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (22/02/2024).ANTARA FOTO via BBC Indonesia Foto udara kawasan industri yang terdampak angin puting beliung di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (22/02/2024).
Guswanto mengungkapkan, proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah, tetapi bisa dihindari saat terjadi.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan saat terjadi cuaca ekstrem:

  • Waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat hingga sangat lebat pada durasi lebih dari satu jam, angin puting beliung, dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.
  • Waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang pada sore hari, terutama pada hari di mana terjadi pemanasan kuat antara pukul 10.00-14.00. Kondisi ini biasanya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap, dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis Cb).
  • Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung atau rawan longsor agar tetap waspada, khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.
  • Kepada masyarakat dan Instansi terkait agar waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal, angin puting beliung, dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.
  • Pada daerah dataran rendah dan dekat aliran sungai, untuk waspada terhadap potensi genangan/banjir. Selain itu, waspada dengan adanya pohon, reklame, atau benda lain yang bisa roboh saat terjadi angin kencang.

Sedangkan, ini tips yang bisa dilakukan saat terjadi angin puting beliung:

  • Jika sedang di dalam ruangan tertutup, maka tutup semua pintu dan jendela dengan rapat, mematikan seluruh aliran listrik di rumah/bangunan tersebut, dan mencari tempat yang aman serta hindari di dekat pintu atau jendela.
  • Jika di luar ruangan, maka jauhi tiang listrik, papan reklame atau bangunan tinggi lainnya. Hindari area lain yang berpotensi ambruk seperti jembatan atau pohon tinggi, segera cari tempat aman, duduk berlutut dan pegang area belakang kepala.
  • Jika di dalam kendaraan, maka keluar dari dalam kendaraan, dan segera cari tempat berlindung seperti bangunan yang kokoh.

"Persiapan yang dilakukan guna mengantisipasi bencana saat pancaroba di antaranya adalah mengecek kondisi pohon dan memangkasnya apabila sudah terlalu rindang atau rapuh, dan atap rumah terutama yang terbuat dari bahan ringan dan lain sebagainya," pungkas Guswanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Piyu dan Fadly Beda Kubu soal Royalti, Ini Riwayat Cekcok Padi Reborn Sebelumnya

Piyu dan Fadly Beda Kubu soal Royalti, Ini Riwayat Cekcok Padi Reborn Sebelumnya

Tren
Asteroid 4 Vesta Bakal Terlihat di Langit pada 2 Mei 2025, Bisa Disaksikan dari Indonesia?

Asteroid 4 Vesta Bakal Terlihat di Langit pada 2 Mei 2025, Bisa Disaksikan dari Indonesia?

Tren
Viral Kasus Bimbel Terlibat Kecurangan UTBK, Apa Kata Pengamat Pendidikan?

Viral Kasus Bimbel Terlibat Kecurangan UTBK, Apa Kata Pengamat Pendidikan?

Tren
Salah Pasang Foto Joki UTBK SNBT 2025, Panitia SNPMB: Human Error

Salah Pasang Foto Joki UTBK SNBT 2025, Panitia SNPMB: Human Error

Tren
Penderita Gagal Ginjal Bagikan 6 Gejala Umum yang Diabaikannya Selama Bertahun-tahun

Penderita Gagal Ginjal Bagikan 6 Gejala Umum yang Diabaikannya Selama Bertahun-tahun

Tren
Ramai soal Pulau Jawa Terasa Panas dan Pengap Tanpa Awan, Berikut Penjelasan BMKG

Ramai soal Pulau Jawa Terasa Panas dan Pengap Tanpa Awan, Berikut Penjelasan BMKG

Tren
Mati Listrik Total di Spanyol dan Portugal Kejutkan Banyak Pihak, Apa Penyebabnya?

Mati Listrik Total di Spanyol dan Portugal Kejutkan Banyak Pihak, Apa Penyebabnya?

Tren
5 Jembatan Terpanjang di Indonesia, Ada di Mana Saja?

5 Jembatan Terpanjang di Indonesia, Ada di Mana Saja?

Tren
Kronologi Imam Masjid di Brebes Diserang Orang Tak Dikenal Saat Shalat Subuh

Kronologi Imam Masjid di Brebes Diserang Orang Tak Dikenal Saat Shalat Subuh

Tren
20 Wilayah di Indonesia Alami Suhu Tertinggi Saat Kemarau 2025, Mana Saja?

20 Wilayah di Indonesia Alami Suhu Tertinggi Saat Kemarau 2025, Mana Saja?

Tren
200.000 Buruh Bakal Hadiri Peringatan Hari Buruh di Jakarta, Perjuangkan 6 Tuntutan Ini

200.000 Buruh Bakal Hadiri Peringatan Hari Buruh di Jakarta, Perjuangkan 6 Tuntutan Ini

Tren
Rincian Tarif Listrik per 1 Mei 2025 untuk Pelanggan Rumah Tangga Subsidi dan Nonsubsidi

Rincian Tarif Listrik per 1 Mei 2025 untuk Pelanggan Rumah Tangga Subsidi dan Nonsubsidi

Tren
BI Tarik 4 Pecahan Uang Kertas Rupiah, Penukaran Terakhir Hari Ini

BI Tarik 4 Pecahan Uang Kertas Rupiah, Penukaran Terakhir Hari Ini

Tren
Konklaf Terlama dan Tersingkat dalam Sejarah, Ada yang Berlangsung Hampir 3 Tahun

Konklaf Terlama dan Tersingkat dalam Sejarah, Ada yang Berlangsung Hampir 3 Tahun

Tren
Pemadaman Listrik Spanyol dan Portugal: Serangan Siber dan Urgensi UU KKS

Pemadaman Listrik Spanyol dan Portugal: Serangan Siber dan Urgensi UU KKS

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau