KOMPAS.com - Chatbot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ChatGPT dapat mendiagnosis seorang wanita bernama Marly Garnreiter (27) menderita kanker darah.
AI ChatGPT tersebut menilai Garnreiter menderita kanker darah jenis limfoma Hodgkin, setahun sebelum dokter benar-benar menemukannya.
Awalnya, Garnreiter mengabaikan diagnosis dari ChatGPT tersebut sampai dokter akhirnya menemukan bahwa dia memang menderita limfoma Hodgkin.
Lantas, bagaimana kisah lengkapnya?
Baca juga: 10 Aplikasi Chatbot AI Ini Mengumpulkan Data Pengguna, Mana Terbanyak?
Dikutip dari People, Rabu (23/4/2025), Garnreiter mengalami keringat malam terus-menerus dan kulit gatal pada Januari 2024.
Namun saat itu dia hanya menganggap kondisi tersebut karena stres dan kesedihan atas kematian ayahnya akibat kanker usus besar.
Meski demikian, dia tetap memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter. Namun, hasil tes medis tidak menemukan adanya masalah.
Garnreiter pun mencoba iseng-iseng menggunakan pendekatan yang berbeda mengenai kondisinya, yakni dengan bertanya kepada ChatGPT.
Dia menuliskan berbagai gejala yang dialaminya ke dalam ChatGPT. Tak lama kemudian, mesin chatbot AI pun memberikan jawabannya.
Baca juga: Apa Itu Chatbot Grok di X yang Jadi Sarana Lempar Kritik Warganet?
Mengejutkannya, ChatGPT mengatakan bahwa Garnreiter mungkin menderita kanker darah.
“Dikatakan bahwa saya mengidap kanker darah,” kata dia, dilansir dari NDTV, Kamis (24/4/2025).
“Teman-teman saya skeptis dan mengatakan bahwa saya harus mengandalkan dokter sungguhan,” sambungnya.
Garnreiter meyakini bahwa hasil dari ChatGPT tersebut berlebihan. Sehingga dia juga tidak menghiraukannya.
Seiring waktu selama berbulan-bulan, dia merasa kondisi tubuhnya semakin tidak baik-baik saja, bahkan cenderung memburuk.
Akibat merasakan lelah dan nyeri dada yang semakin parah, ia kembali ke dokter untuk memastikan kondisinya pada sekitar akhir 2024.
Baca juga: Pakai AI Bisa Kurangi Kemampuan Berpikir, Studi Membuktikan