KOMPAS.com - Rokib (37), warga Kabupaten Sampang, Jawa Timur menemukan sumur bor miliknya menyemburkan air setinggi kurang lebih 20 meter.
Semburan itu terjadi pada Jumat (2/8/2024) dini hari di Dusun Batunaong, Desa Pandan, Kecamatan Omben, Sampang, Jawa Timur.
Menurut Rokib, sumur itu telah digali selama 38 hari dan mencapai kedalaman 90 meter.
Setelah ditemukan sumber air, penggalian dilanjutkan agar sumur lebih dalam. Namun, terdengar gemuruh dari lubang sumur dan air pun menyembur setinggi 20 meter.
"Rasa air bercampur sedikit asin, padahal di sini jauh dari pantai," ungkapnya, diberitakan , Jumat.
Awal keluar, air itu keruh. Seiring waktu, airnya semakin jernih. Menurut dia, air yang disemburkan seperti air murni biasa. Tidak ada bau gas.
Pada Minggu (4/8/2024), semburan air tersebut dilaporkan mulai surut.
Lalu, apa penyebab ada semburan air dari sumur bor di Sampang?
Baca juga: Air Galon, Isi Ulang, atau Rebusan, Mana yang Lebih Sehat?
Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Amien Widodo menuturkan, semburan gas dari sumur bor Sampang terjadi karena adanya gas di bawah tanah.
"Indonesia termasuk kawasan tropis sejak puluhan juta tahun lalu sehingga banyak lapisan batuan di bawah tanah mengandung gas, karena dulu saat mengendap banyak bahan organik yang ikut (seperti) pohon, daun, hewan, dan lain-lain," jelasnya saat dikonfirmasi 优游国际.com, Senin (5/8/2024).
Dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu melanjutkan, lapisan gas di bawah tanah berupa endapan lensa.
Ini berupa pengendapan material dan erosi yang tertimbun serta menjadi jenuh setelah beberapa lama. Kemudian terbentuk lapisan relatif tipis dan berkarakteristik seperti tanah keras.
Gas yang terbentuk lalu tersimpan berupa lensa atau kantong saja. Saat lapisan ini tertembus bor maka akan keluar sebagai semburan air dan gas berbau belerang. Semburan itu akan berhenti dengan sendirinya.
"Berhenti sendiri karena sumber gasnya habis," tambah Amien.
Gas dari dalam tanah yang membuat air tersembur, lanjutnya, akan habis dalam beberapa hari. Kemudian, menyisakan air yang tidak menyembur lagi.