KOMPAS.com - Hari Sumpah Pemuda diperingati pada 28 Oktober setiap tahunnya.
Peringatan ini merujuk pada Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 dan menghasilkan sebuah ikrar Sumpah Pemuda yang berbunyi:
"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"
Kongres Pemuda II adalah lanjutan dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada 30 April-2 Mei 1926.
Kongres ini menjadi tonggak bersejarah karena para pemuda berhasil mengukir babak baru dalam perjalanan perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.
Pada butir ketiga Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan bangsa.
Lantas, bagaimana sejarah lahirnya bahasa Indonesia?
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024, Apakah Tanggal Merah?
Dilansir dari , akar bahasa Indonesia sendiri telah muncul sejak abad ketujuh yang berakar dari bahasa Melayu.
Kebahasaan indonesia yang berakar dari bahasa Melayu dijabarkan oleh Sahril dalam artikel ilmiahnya berjudul Bahasa Melayu: Antara Barus dan Malaka.
Bahasa Melayu telah menjadi lingua franca (bahasa perantara utama) dan berkembang pesat di Indonesia.
Cikal bakal bahasa Melayu berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ketujuh di Sumatera.
Sejarah peradaban Kerajaan Sriwijaya sendiri tertulis dalam Prasasti Talang Tuo di Palembang dan Prasasti Karang Brahi di Jambi.
Baca juga: Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober
Menurut Sahril, prasasti-prasasti yang telah ada sejak tahun 680-an Masehi tersebut menggunakan 70 persen kosa kata Melayu kuno dan 30 persen meminjam dari bahasa Sansekerta.
Kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu kuno yang dekat dengan Sansekerta sebagai bahasa pembelajaran kebudayaan utama.
Namun, kerekatan kedua bahasa tersebut semakin menurun seiring kemunduran Kerajaan Sriwijaya. Banyak daerah-daerah yang melepaskan diri dan membentuk kerajaan-kerajaan kecil.