KOMPAS.com - Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun di Kota Sukabumi, Jawa Barat, nekat membakar belasan rumah warga setelah mengaku terinspirasi dari film yang ditontonnya di televisi.
Peristiwa mengejutkan ini terjadi di Desa Tipar, Kecamatan Citamiang pada Selasa (6/5/2025).
Sebagaimana dilansir 优游国际.com, Rabu (7/5/2025), berdasarkan hasil interogasi yang dilakukan petugas, Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana, menyampaikan bahwa sang anak melakukan aksinya karena iseng dan terobsesi dengan tayangan film yang disaksikan.
Dengan menggunakan korek api gas, anak tersebut membakar area permukiman yang akhirnya menyebabkan 13 rumah warga hangus terbakar.
Tak hanya kerugian materi yang cukup besar, peristiwa ini juga memicu kepanikan di tengah masyarakat.
Menanggapi kejadian itu, Psikolog Klinis Adityana Kasandra Putranto secara umum menekankan pentingnya pengawasan orang tua terhadap tontonan yang dikonsumsi anak, terutama yang belum cukup umur untuk memilah mana yang fiksi dan mana yang tidak boleh ditiru dalam kehidupan nyata.
Baca juga: Pertengkaran Orangtua Bikin Anak Lakukan Kenakalan, Ini Penjelasan Psikolog
“Hasil temuan dari kasus tersebut menunjukkan adanya dampak dari media terhadap perilaku anak. Dalam hal ini, diperlukan pendidikan tentang batasan dan konsekuensi dari tindakan, serta cara mengelola emosi dan imajinasi pada anak-anak," jelas Kasandra pada Sabtu (10/5/2025),
Baca juga: Ramai soal Tanda Trauma Sering Dianggap sebagai Perilaku Normal, Ini Kata Psikolog
Ia menerangkan, ada film dan gim tertentu yang memang mengandung kekerasan atau perilaku destruktif yang dapat memengaruhi cara berpikir dan bertindak pada anak-anak.
"Anak-anak dapat meniru apa yang dilihatnya tanpa memahami konsekuensi dari tindakan tersebut,” tegas Kasandra.
Selain itu, Kasandra menjelaskan, anak usia 9 tahun cenderung masih memiliki keterbatasan dalam pemahaman sehingga belum dapat membedakan antara realitas dengan fiksi dengan baik.
“Mereka mungkin tidak menyadari bahwa tindakan mereka dapat menyebabkan kerugian yang nyata bagi orang lain,” lanjutnya.
Ia pun menegaskan akan perlunya ada pengawasan dari orang tua terhadap tontonan anak-anak.
Baca juga: Ramai Istilah Delayed Gratification di Media Sosial, Psikolog Sebut Bisa Atasi Sifat Konsumtif
Lebih lanjut, Kasandra menyampaikan lima langkah penting yang perlu dilakukan orang tua untuk melindungi anak dari dampak negatif media:
Kasandra menjelaskan bahwa penting adanya pengawasan dari orang tua terhadap anak.
“Orang tua perlu lebih aktif dalam mengawasi tontonan anak dan membatasi akses ke konten yang tidak sesuai,” jelasnya.