KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu perguruan tinggi nasional yang banyak diminati pada setiap tahunnya.
Jika ingin masuk UGM, maka ada 3 jenis jalur seleksi yang dibuka. Yakni, Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan seleksi mandiri.
Baca juga: 2 Sekolah Kedinasan Ini Tidak Ada Syarat Tinggi Badan, Lulus Jadi PNS
Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Gandes Retno Rahayu mengatakan, setidaknya ada 3 proses seleksi masuk secara mandiri, yaitu Pemilihan Bibit Unggul Berprestasi (PBUP), Ujian Mandiri (UM) atau tes berbasis komputer, dan International Undergraduate Program.
"Hampir seluruh fakultas menawarkan program IUP yang akan diseleksi melalui tiga gelombang. Rencananya, gelombang 1 dan 3 dilaksanakan secara luring, sedangkan gelombang 2 dilaksanakan melalui daring," kata dia mengutip laman UGM, Rabu (22/2/2023).
Dia menyebut, berdasarkan peraturan menteri terkait komposisi penerimaan mahasiswa, untuk SNBP dan SNBT itu 30 persen, kemudian seleksi mandiri tadi ada 40 persen.
UGM, sebut dia, akan mengalokasikan kuota 9.302 mahasiswa baru pada tahun ajaran 2023/2024. Informasi terkait kuota ini bisa dilihat di website um.ugm.ac.id.
Informasi seputar seleksi mahasiswa baru akan selalu di-update dalam laman resmi UGM dan media sosial.
Sehingga diharapkan, calon mahasiswa selalu memperhatikan informasi terkait seluruh rangkaian seleksi masuk melalui sumber resmi UGM.
Ketua Pelaksana Eksekutif SNPMB, Prof. Budi P. Widyobroto menjelaskan, mulai tahun 2023, seleksi tidak laggi dilaksanakan oleh LTMPT, tapi oleh Badan Pengelola Pengujian Pendidikan (BPPP).
Baca juga: Beasiswa DSA bagi SMA-S1, Ada Bantuan Rp 3,6 Juta Per Semester
Selain itu, tahun ini baik jalur SNBP ataupun SNBT, adek-adek SMA yang masuk ke perguruan tinggi itu diizinkan untuk memilih program studi apapun di PTN yang dipilih.
"Perbedaan sistem ini memungkinkan siswa untuk mendaftar program studi yang tidak linear dengan jurusan sebelumnya," ungkap dia.
Tidak hanya itu, jalur seleksi melalui tes juga tidak lagi terbagi menjadi klaster Saintek dan Soshum.
Melainkan terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS), literasi bahasa Indonesia dan Inggris, serta penalaran matematika.
Baca juga: Beasiswa Kaltim Tuntas dengan Anggaran Rp 375 Miliar, Ini Syaratnya
"Harusnya memang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi itu in-line. Saat ini sekolah dan perguruan tinggi sudah melaksanakan program kampus merdeka, tapi dalam proses seleksi ini yang belum. Asumsinya di kementerian berdasarkan kajian adalah seseorang yang memiliki nilai TPS, kemampuan literasi, dan penalaran matematika yang baik, itu sudah cukup untuk daftar seluruh prodi di perguruan tinggi," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.