Semasa SMP, Prof. Komarudin lebih sering tinggal di masjid dekat rumahnya untuk shalat berjamaah dan belajar ilmu agama selepas shalat maghrib atau shalat subuh. Sehabis mengaji, pada malam harinya Prof. Komarudin melanjutkan untuk belajar materi pelajaran sekolah.
Teman bermain Prof. Komarudin mengatakan, waktu belajar Prof. Komarudin terlalu berlebihan. Seringkali belajar lewat dari jam 12 dini hari. Belajar berlebihan ini, jelas Prof. Komarudin karena dua hal. Pertama karena tantangan kehidupan yang mendorongnya ingin mengubah hidup lebih baik, dan kedua karena “kurio” atau rasa ingin tahu yang tinggi.
Selepas lulus SMPN I Jatibarang Indramayu, Wali Kelas Prof. Komarudin, almarhum Ali menyarankan melanjutkan studi ke salah satu SMAN unggulan Cirebon karena prestasi dan nilai pelajaran yang bagus.
Namun karena kekuatiran orangtua atas biaya sekolah dan keinginan untuk cepat bekerja, Prof. Komarudin kemudian melanjutkan studi di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Indramayu.
Pada masa itu, SPG adalah sekolah dengan seleksi sangat ketat dan biasanya tidak lebih dari sepertiga dari jumlah pendaftar yang mampu lulus seleksi.
Selama di SPG, Prof. Komarudin memperoleh keseimbangan belajar dan organisasi. Hal ini terbukti, meski aktif berorganisasi dan menjadi Ketua Umum OSIS selama satu tahun (1982-1983), Prof. Komarudin juga lulus dengan predikat lulusan terbaik SPGN Indramayu tahun 1984.
Setelah lulus SPG Suhaili, salah seorang guru muda di SPGN Indramayu menyarankan agar Prof. Komarudin melanjutkan studi ke pendidikan tinggi, tepatnya ke IKIP. Menurut Suhaili, prestasi akademik dan organisasi Prof. Komarudin akan lebih baik lagi jika dilanjutkan di perguruan tinggi, sayang saja kalau hanya menjadi guru SD.
Hal ini yang kemudian menjadi motivasi Prof. Komarudin melanjutkan pendidikan tinggi dan kuliah di IKIP Jakarta. Pada tahun 1984 mengikuti Sipenmaru dan diterima di program studi D2 Keterampilan PKK.
Lalu, karena alasan dan kondisi tertentu, pada tahun 1985 kembali mengikuti Sipenmaru dengan memilih Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan (PMP–KN), FPIPS, IKIP Jakarta.
Kemudian setelah mengikuti proses selama lima tahun lulus pada tahun 1990 dengan predikat Lulusan Terbaik FPIPS IKIP Jakarta.
Semasa menjadi mahasiswa, selain menjalankan tugas sebagai guru di SMEAN 15 Jakarta, Prof. Komarudin juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan.
Organisasi kemahasiswaan yang pertama diikuti oleh Prof. Komarudin di kampusnya adalah HMJ dan pada tahun 1987/1988 menjadi Sekretaris Umum HMJ. Selain itu juga aktif di Racana Pramuka dan menjadi Ketua Racana Putra pada 1988/1989.
Di waktu bersamaan Prof. Komarudin menjadi Ketua Komisi BPM FPIPS IKIP Jakarta. Selain aktif di Racana Pramuka, ia juga turut mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan lain, seperti Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa Ekaprasetya (FODIM-E) yang sekarang bernama Lembaga Kajian Mahasiswa (LKM), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dan Lembaga Pers Mahasiswa Didaktika.
Baca juga: 12 Nama Bakal Calon Rektor Unand Periode 2023-2028
Atas prestasi yang ditorehkan oleh Prof. Komarudin semasa menjadi mahasiswa, ia pun setelah lulus ditawari Dekan FPIPS, Prof. M. Hasan untuk mengabdi di almamaternya menjadi dosen.
Tawaran ini pun disambut Prof. Komarudin dengan mengikuti proses administrasi sebagai penyandang Beasiswa Tunjangan Ikatan Dinas (TID), yaitu mengurus rekomendasi dari ketua jurusan, dekan hingga rektor.
Dengan tidak menunggu lama, semua berkas pengusulan termasuk rekomendasi rektor diserahkan ke kementerian hingga akhirnya keluarlah SK CPNS sebagai Dosen IKIP Jakarta pada Juni 1991, tapi dalam SK terhitung mulai tanggal 1 Maret 1991.
Prof. Komarudin juga menjadi lulusan terbaik peringkat pertama saat Prajabatan CPNS Dosen tahun 1992.
Tidak lama setelah menjadi dosen, tepatnya saat menjabat sebagai Sekretaris Jurusan, Prof. Komarudin meraih prestasi sebagai Dosen Teladan Nasional pada tahun 1996 di masa Mendikbud Prof. Wardiman Djojonegoro.
Tidak puas dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, Prof. Komarudin kemudian melanjutkan jenjang Magister di Departemen Sosiologi, FISIP Universitas Indonesia dan lulus tahun 1999.
Kemudian ia melanjutkan studi jenjang doktoralnya di Pascasarjana UNJ di Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan dan lulus tahun 2012.
Atas capaian prestasi dalam bidang akademik, Prof. Komarudin pada Juni 2020 lalu meraih jabatan akademik sebagai Guru Besar Tetap UNJ dalam Bidang Ilmu “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” yang dikukuhkan pada tanggal 18 Juni 2021.
Dari sisi pengalaman kepemimpinan di UNJ, Prof. Komarudin pernah menjabat Sekretaris Jurusan PMP-KN FPIPS IKIP Jakarta, Ketua Jurusan Ilmu Sosial Politik FIS UNJ, Wakil Dekan IV FIS UNJ, Kepala Pusat KMK Lemlit UNJ, Dekan FIS UNJ, Wakil Rektor Bidang 2 UNJ, hingga kini menjadi Rektor UNJ untuk 2 periode.
Sementara untuk pengalaman kepemimpinan di luar UNJ, Prof. Komarudin juga dipercaya sebagai Ketua Bidang Kampus Mengajar Majelis Rektor PTN se-Indonesia, Ketua Komisi Pendidikan Forum Rektor Indonesia, serta Ketua Umum Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI).
Ia juga pernah menjabat Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pendidik Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI) DKI Jakarta, dan Ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) DKI Jakarta.
Ayah dari 3 orang anak ini optimis, UNJ akan terus melesat prestasi dan reputasinya untuk mencapai World Class University.
Baca juga:
“Mari bersama kita bangun UNJ yang kita cintai untuk menjadi kampus yang terus menorehkan berbagai prestasi hebatnya, serta mewujudkan visi misinya menjadi kampus bereputasi dunia, mendidik lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan era globalisasi saat ini," pesannya.
"Dan tentu bersamaan dengan itu tetap mewujudkan kampus humanis yang memuliakan keberagaman, kesetaraan, inklusif, anti perundungan dan anti kekerasan seksual," tutup Prof. Komarudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.