WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan segera mengadakan pertemuan puncak yang ditunggu-tunggu pada Senin (15/11/2021) di tengah ketegangan meningkat di Taiwan, hak asasi manusia dan perdagangan.
"Kedua pemimpin akan membahas cara untuk mengelola persaingan secara bertanggung jawab" antara kedua negara, "serta cara bekerja sama di mana kepentingan kita selaras," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan pada Jumat (12/11/2021).
"Secara keseluruhan, Presiden Biden akan memperjelas niat dan prioritas AS, juga menjadi jelas serta jujur tentang keprihatinan kami dengan China," kata Psaki, seperti yang dilansir dari AFP pada Sabtu (13/11/2021).
Ia menyebutkan bahwa pembicaraan virtual akan berlangsung "di malam hari" pada Senin di Washington, yang berarti Selasa pagi di Beijing.
Di China, kantor berita resmi pemerintah, Xinhua, mengkonfirmasi rencana pertemuan virtual kedua pemimpin negara yang berselisih tersebut.
Sejauh ini, Joe Biden dan Xi Jinping telah berbicara melalui telepon 2 kali sejak politisi veteran Demokrat itu menjabat Gedung Putih.
Dua pemimpin ini juga pernah bertemu secara ekstensif ketika Biden menjabat sebagai wakil presiden untuk Barack Obama, dan Xi adalah wakil presiden untuk Hu Jintao.
Biden sempat berharap untuk bertemu Xi pada KTT G-20 baru-baru ini di Roma, tetapi pemimpin China itu belum melakukan perjalanan sejak awal pandemi Covid-19 dan hanya menyetujui pertemuan secara virtual.
Keduanya berpartisipasi dalam KTT virtual APEC semalam yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
"Saya telah mencatat berulang kali, selama 10 bulan terakhir, bahwa hubungan dengan China adalah salah satu yang paling penting dan juga paling kompleks yang kita miliki," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jumat.
"Ini memiliki elemen yang berbeda di dalamnya, beberapa kooperatif, beberapa kompetitif, serta bermusuhan, dan kami akan mengelola ketiganya pada waktu yang sama," ungkap Blinken.
Psaki mengatakan kepada wartawan, "Presiden tentu tidak akan menahan diri di bidang-bidang yang menjadi perhatiannya."
Dia juga mengatakan bahwa "persaingan yang ketat" dalam hubungan bilateral membutuhkan "diplomasi yang intens".
Psaki mengatakan "hasil tertentu" tidak mungkin muncul dari pembicaraan hari Senin.
Washington justru melihat pertemuan itu sebagai cara "menetapkan persyaratan, dalam pandangan kami, kompetisi yang efektif."
/global/read/2021/11/13/151056570/biden-dan-xi-akan-lakukan-pertemuan-virtual-yang-ditunggu-tunggu