BEIJING, KOMPAS.com - Militer China mempercepat modernisasi yang menimbulkan ancaman nyata dan meningkat terhadap Taiwan.
Adapun intervensi AS, diperkirakan oleh pejabat pertahanan, mungkin hanya berisiko meningkatkan tekanan dari Beijing ke Taiwan.
Melansir AFP pada Selasa (16/3/2021), pejabat tinggi militer AS di Asia-Pasifik, Laksamana Philip Davidson, membuat pernyataan pada pekan lalu sebagai peringatan bahwa Beijing dapat menyerbu Taiwan dalam jangka waktu enam tahun ke depan.
Baca juga: Terlibat Persaingan Keras 2 Atlet China Siram Air Panas ke Juniornya hingga Wajahnya Melepuh
Para pejabat pertahanan AS telah menegaskan bahwa pembangunan militer Beijing yang cepat adalah ancaman yang mereka lihat.
Kepala Pentagon, Lloyd Austin, sementara ini telah melakukan pendekatan dengan negara-negara di Asia melalui kunjungan pertama luar negerinya.
"Persiapan untuk kontingensi dengan Taiwan telah menjadi fokus dalam modernisasi militer China selama beberapa waktu," kata asisten menteri pertahanan untuk urusan keamanan Indo-Pasifik, David Helvey kepada wartawan saat Austin menuju Tokyo pada Senin (15/3/2021).
Baca juga: Taiwan Minta Pabriknya di Myanmar Kibarkan Bendera agar Tak Dibakar seperti Pabrik China
"Jadi ketika kemampuan mereka meningkat, jelas kami mengamatinya dengan hati-hati untuk menyeimbangkan militer di selat Taiwan," imbuh Helvey.
Ambisi Beijing di kawasan itu diperkirakan menjadi agenda utama Menteri Pertahanan Austin dalam pembicaraan dengan sekutu AS di Tokyo, Seoul, dan New Delhi.
Beijing mengeklaim Taiwan dan perairan sekitarnya sebagai wilayahnya sendiri, dan pekan lalu Davidson memperingatkan ancaman invasi di sana "manifestasi selama dekade ini, faktanya, dalam enam tahun ke depan".
Baca juga: Serangan Anti-China di Myanmar Meningkat, Perusahaan Taiwan Diminta Kibarkan Bendera
Beijing menolak klaim itu, tetapi seorang pejabat senior pertahanan AS menunjukkan pada Senin (15/3/2021) tentang upaya China untuk meningkatkan kapasitas angkatan lautnya, terlepas dari gangguan pandemi virus corona.
"Baru pada 2020, di tengah semua hal terkait Covid-19, China masih menugaskan 25 kapal besar baru, dan ini bukan kapal tunda atau kapal patroli," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Baca juga: Dianggap Bantu Junta Militer Myanmar, Pabrik China Dibakar Demonstran
"Ini adalah kapal penjelajah, kapal perusak, fregat, amfibi, dan kapal selam rudal balistik," jelasnya.
Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri memisahkan diri dari China pada akhir perang saudara pada 1949 dan berada di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh pusat daratan negeri Panda.
Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, tetapi tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer paling penting di pulau itu.
Baca juga: Tangkal Ancaman China, Menhan AS Bakal Safari ke Asia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.