WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), JD Vance, mengakui perang antara Rusia dan Ukraina belum bisa berakhir dalam waktu dekat, meskipun Washington baru saja menandatangani kesepakatan mineral dengan Kyiv.
Pernyataan itu disampaikannya dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis (1/5/2025).
Menurut Vance, tantangan utama bagi pemerintahan AS adalah membantu kedua belah pihak menemukan titik temu untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Baca juga: AS-Ukraina Teken Kesepakatan Mineral, Apa Isinya?
“Yang bisa kita lakukan adalah membantu Rusia dan Ukraina mencari jalan tengah,” ujar Vance.
“Namun, pada akhirnya, kesepakatan damai harus datang dari kedua negara tersebut. Keduanya yang harus menghentikan konflik brutal ini,” imbuhnya.
Pernyataan ini muncul tak lama setelah AS dan Ukraina meneken perjanjian bagi hasil atas sumber daya mineral tanah jarang (rare earth minerals) milik Ukraina.
Sebagai imbalan, AS menjanjikan bantuan keamanan di masa mendatang.
Kesepakatan ini dipandang sebagai langkah strategis AS dalam memperkuat kerja sama jangka panjang dengan Ukraina, terutama di sektor ekonomi dan pertahanan.
Akan tetapi, perjanjian tersebut tidak serta-merta bisa mempercepat berakhirnya perang.
Dalam wawancara tersebut, Vance juga membela pendekatan Presiden Donald Trump terkait perang di Ukraina.
“Ya, tentu saja [warga Ukraina] marah karena mereka diserang. Tapi apakah kita akan terus kehilangan ribuan tentara demi beberapa mil wilayah?” katanya.
Baca juga: AS-Ukraina Teken Kesepakatan Mineral Setelah Cekcok Panas 2 Bulan Lalu
Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa Ukraina mungkin bersedia melepaskan wilayah Crimea, yang direbut Rusia pada 2014, demi tercapainya gencatan senjata.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak usulan tersebut, merujuk pada konstitusi negaranya yang melarang pengakuan atas pendudukan wilayah oleh asing.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam wawancara terpisah menyebut perlunya "terobosan" segera untuk mengakhiri konflik ini.
Ia menambahkan, jika tidak ada perkembangan signifikan, Trump mungkin akan menarik diri sebagai mediator bagi kedua negara.
Di hari yang sama, Rusia terus menyerang Ukraina dengan menembakkan drone ke Kota Zaporizhzhia hingga melukai 14 orang.
Baca juga: Ukraina Siap Berunding dengan Rusia Hanya Setelah Gencatan Senjata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.