Padahal, China sudah cukup banyak melepaskan kepemilikan surat utang saat perang dagang antara kedua negara terjadi.
Jumlah kepemilikan surat utang saat ini adalah jumlah terendah yang dipegang China dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: Pria Ini Bakar Mobil Bentley agar Dapat Uang Asuransi untuk Bayar Utang Rp 1,7 Miliar
Inggris telah meningkatkan kepemilikannya atas surat utang AS ke level tertinggi selama delapan tahun terakhir.
Kini Inggris menjadi negara pemegang utang terbesar ketiga AS dengan kepemilikan obligasi senilai 368 miliar dollar AS (Rp .5246 triliun) per April 2020.
Kepemilikan Inggris atas surat utang AS meningkat salah satunya karena Brexit terus melemahkan ekonominya.
Baca juga: Selain Kaget Kas Kosong, Presiden Zambia Sebut Utang Negaranya Lampaui Rp 181 Triliun
Irlandia adalah negara asing pemegang surat utang AS terbanyak keempat.
Per April 2020, Irlandia memegang surat utang AS senilai 300 miliar dollar AS atau setara Rp 4.277 triliun.
Salah satu alasan mengapa Irlandia menjadi negara pemberi pinjaman terbesar bagi AS adalah banyak perusahaan multinasional AS, seperti Alphabet atau Google, mendirikan toko di sana.
Baca juga: Utang Jadi Dampak Panjang Bagi Keluarga Penyintas Covid-19 di India
Luksemburg adalah pemegang utang AS terbesar kelima di antara negara-negara asing.
Luksemburg memegang surat utang senilai 267,8 miliar dollar AS atau setara Rp 3.818 triliun.
Jumlah ini sekitar 3,8 persen dari total kepemilikan asing.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Jerumuskan Pengungsi Turki dalam Krisis Utang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.