MOSKWA, KOMPAS.com – Seorang pria Rusia bernama Luka Safronov tidak suka bahwa McDonald's akan menutup gerai-gerainya di negara itu di tengah invasi Ukraina.
Karena enggan McDonald's ditutup, Safronov merantai dirinya ke salah satu gerai McDonald's di Moskwa sebagai upaya terakhir untuk tetap membukanya.
Dilansir New York Post, Senin (14/3/2022), Safronov melakukan protesnya beberapa jam sebelum McDonald's akan menutup sementara 850 restorannya di Rusia.
Baca juga: Ukraina Beberkan Klaim tentang Jumlah Tentara Rusia yang Ditangkap
"Penutupan adalah tindakan permusuhan terhadapku dan sesama wargaku!" teriak Safronov.
Dia berteriak ketika para pelanggan berbondong-bondong masuk untuk mengambil Big Mac terakhir mereka dan menu lainnya sebelum McDonald's menutup operasinya.
Polisi akhirnya menyeret Safronov menjauh dari tempat kejadian.
Aksi Safronov terjadi setelah CEO McDonald's Corporation Chris Kempckinski menjelaskan kepada karyawan bahwa menutup gerai adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Baca juga: AS Sarankan Turki Kirim Rudal Buatan Rusia ke Ukraina
"Saat kami bergerak maju, McDonald's akan terus menilai situasi dan menentukan apakah ada tindakan tambahan yang diperlukan," tulisnya dalam surat kepada para pekerja.
“Pada saat ini, tidak mungkin untuk memprediksi kapan kami dapat membuka kembali restoran kami di Rusia,” tambahnya.
“Kami mengalami gangguan pada rantai pasokan kami bersama dengan dampak operasional lainnya. Kami juga akan memantau dengan cermat situasi kemanusiaan,” sambung Kempckinski.
Perusahaan AS lainnya, termasuk Coca-Cola dan Starbucks, juga telah mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan bisnis dan menurunkan hubungan mereka di Rusia karena invasinya ke Ukraina.
Baca juga: Di Perbatasan Meksiko, Warga Ukraina Boleh Masuk AS, Warga Rusia Ditolak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.