PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Sabtu (7/5/2022) akan dilantik untuk masa jabatan baru.
Macron memenangkan pemilihan presiden melawan calon dari sayap kanan.
Dia menjadi kepala negara Prancis pertama selama 20 tahun yang memenangkan masa jabatan kedua.
Baca juga: Putin ke Macron: Barat Harus Berhenti Pasok Senjata untuk Ukraina
Dilansir AFP, acara dimulai pukul 0900 GMT di Istana Elysee.
Macron dilantik untuk memulai masa jabatan lima tahun baru yang penuh dengan tantangan internasional dan domestik.
Macron menghadapi agenda menakutkan untuk mengimplementasikan reformasi yang dia janjikan ketika dia berkuasa sebagai presiden termuda Prancis pada tahun 2017.
Dia juga harua berurusan dengan serangan Rusia terhadap Ukraina.
Baca juga: Pilpres Perancis: Emmanuel Macron Menang Meyakinkan, Kembali Pimpin Paris
Ketua Dewan Konstitusi, Laurent Fabius, akan membacakan pernyataan yang mengonfirmasi kemenangan Macron dalam putaran kedua pemilihan presiden pada 24 April dengan skor 58,55 persen melawan saingan sayap kanan Marine Le Pen.
Macron kemudian akan menyampaikan pidato utama yang menurut seorang pejabat Elysee, "tidak akan menjadi pidato politik umum, tetapi merupakan bagian dari sejarah negara dan akan melihat masa depan".
Dalam tradisi Abad Pertengahan, 21 tembakan meriam kemudian akan ditembakkan dari kompleks memorial militer Invalides untuk merayakan peresmian.
Baca juga: Pemimpin Jerman, Portugal, dan Spanyol Minta Warga Perancis Pilih Macron
Tanpa berkendara di Avenue des Champs-Elysees atau karpet merah panjang, upacara tersebut akan menyerupai peresmian kembali Francois Mitterrand pada 1988 dan Jacques Chirac pada 2002, presiden Perancis terakhir yang memenangkan masa jabatan kedua.
Meski begitu, upacara masa jabatan kedua Macron hanya akan dimulai secara resmi ketika masa jabatan pertama berakhir pada tengah malam pada 13 Mei.
Pada tanggal itu, diperkiranan ada gejolak politik karena Perancis bersiap untuk pemilihan legislatif yang segera menyusul pada bulan Juni.
Macron diperkirakan akan menunjuk perdana menteri baru menggantikan Jean Castex yang sedang menjabat.
Baca juga: Pilpres Perancis: Macron Sebut Larangan Jilbab Bisa Picu Perang Saudara
Sementara itu, Partai Sosialis bersama dengan Partai Hijau dan Komunis, sedang membentuk aliansi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pemilihan parlemen dengan partai sayap kiri yang keras dari Jean-Luc.
Tantangan besar menanti presiden berusia 44 tahun itu.
Dia akan terus memainkan peran utama dalam upaya untuk menghentikan perang Rusia melawan Ukraina.
Baca juga: Debat Sengit Pilpres Perancis: Le Pen Kekeh Larang Hijab, Macron Bawa Isu Rusia
Di sisi domestik, dia harus menghadapi krisis atas kenaikan biaya hidup.
Macron juga harus bersiap untuk kemungkinan protes ketika menangani reformasi pensiun yang menaikkan usia pensiun Perancis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.