BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand melaporkan kematian pertama akibat antraks dalam lebih dari tiga dekade terakhir. Selain itu, infeksi kedua juga telah dikonfirmasi.
Pada Jumat (2/5/2025), Kementerian Kesehatan Thailand mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik.
Antraks, yang disebabkan oleh bakteri yang hidup di tanah, umumnya menginfeksi ternak yang merumput dan hewan liar.
Baca juga:
Meskipun demikian, bakteri ini juga bisa menular pada manusia, dengan gejala seperti lesi kulit, lepuhan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Pejabat kesehatan mengingatkan warga untuk tidak mengonsumsi daging mentah, yang menjadi makanan pokok di wilayah timur laut Thailand, setelah seorang pria berusia 53 tahun meninggal dunia setelah menangani sapi yang mati di Provinsi Mukdahan, yang berbatasan dengan Laos.
Seorang pria lainnya, yang juga memiliki riwayat kontak dengan ternak, dinyatakan positif antraks dan kini sedang dirawat di rumah sakit setempat.
Hingga saat ini, 638 orang yang berada dalam "kelompok berisiko", termasuk tukang daging dan mereka yang mengonsumsi daging sapi mentah, sedang dipantau dan diberi antibiotik sebagai tindakan pencegahan.
Weerawat Manosuthi, juru bicara Departemen Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan, mengungkapkan, korban yang meninggal pada Rabu memiliki masalah kesehatan yang mendasari.
Baca juga: Pesawat Jatuh di Laut Dekat Thailand, 5 Orang Tewas
"Pria tersebut menyentuh sapi tanpa perlindungan yang tepat," ujar Weerawat dalam keterangannya kepada wartawan di Bangkok.
"Dua hari kemudian, ia mengalami gejala dan mencari perawatan medis," imbuh dia, dikutip dari AFP.
Kematian ini menjadi kasus pertama antraks di Thailand sejak 1994, ketika tiga orang meninggal akibat penyakit tersebut. Kasus ini juga terjadi di tengah meningkatnya infeksi di wilayah tersebut.
Sementara itu, di negara tetangga, Laos, tercatat 129 orang terinfeksi antraks pada tahun lalu, dengan satu orang di antaranya meninggal.
Diketahui, pihak berwenang Thailand telah merencanakan vaksinasi untuk lebih dari 1.200 sapi di daerah yang terinfeksi.
Hewan-hewan di daerah tersebut sebelumnya mengalami sejumlah penyakit dan kematian yang belum bisa dijelaskan.
Makanan khas di wilayah timur laut Thailand, atau yang dikenal dengan sebutan "Isaan", sering kali menyajikan hidangan daging sapi mentah yang dicampur dengan cabai, bawang merah, dan ketumbar, yang berpotensi menjadi sumber penularan penyakit tersebut.
Baca juga: Usai Covid, WHO: Penyakit Kini Menyebar lewat Udara
Thailand terakhir kali melaporkan kasus antraks pada 2017, dengan dua orang terinfeksi. Pada tahun 2000, sebanyak 15 orang terinfeksi, meskipun tidak ada korban jiwa yang tercatat akibat antraks di Thailand.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.