优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Perdamaian dengan Imbalan Tanah, Apakah Warga Ukraina Setuju?

优游国际.com - 02/05/2025, 19:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber

KYIV, KOMPAS.com - Pada bulan lalu, Vitali Klitschko, mantan petinju kelas berat yang kini menjabat sebagai wali kota Kyiv, memasuki perdebatan politik yang sensitif.

Dalam sebuah wawancara, Klitschko dengan hati-hati menyarankan, Ukraina mungkin perlu mempertimbangkan untuk menyerahkan sebagian wilayah demi mengakhiri perang melawan Rusia.

Pernyataan tersebut memicu gelombang reaksi keras di media sosial. Beberapa waktu setelahnya, Klitschko menarik kembali ucapannya.

Baca juga: Perancis Tuduh Intelijen Militer Rusia Lakukan Serangan Siber di Paris

Lewat akun Facebook-nya, ia menegaskan, "konsesi teritorial bertentangan dengan kepentingan nasional kita dan kita harus melawan penerapannya sampai akhir."

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump, dan sejumlah negosiatornya mengemukakan pandangan, satu-satunya cara untuk mengakhiri perang adalah dengan mengakui Ukraina tidak akan merebut kembali wilayah yang telah diduduki Rusia sejak invasi dimulai.

Namun, hasil jajak pendapat yang dirilis eksklusif oleh Reuters menunjukkan, mayoritas warga Ukraina tidak bersedia menyerahkan wilayah mereka sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, meskipun perang sudah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Penolakan terhadap ide penyerahan wilayah ini memberi gambaran mengapa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang diperkirakan akan mencalonkan diri kembali, terus menolak tekanan dari pihak-pihak luar, termasuk Trump, untuk menyerahkan wilayah dalam pembicaraan gencatan senjata.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Gradus Research menunjukkan, hampir tiga perempat penduduk Ukraina tidak melihat konsesi teritorial sebagai solusi yang tepat untuk mengakhiri perang.

"Sebagian besar responden meyakini bahwa tujuan utama Rusia dalam perang ini adalah untuk menguasai sepenuhnya negara kita," ujar Gradus dalam catatannya.

Baca juga: Rusia Tangkap Agen Ukraina yang Diduga Bunuh Jenderal dalam Ledakan Mobil

 

"Konsesi teritorial Ukraina tidak dianggap sebagai kompromi yang sah. Sebaliknya, hal ini justru dapat memperkuat agresi Rusia," imbuh dia.

Rusia sendiri membantah mereka berusaha menguasai Ukraina. Namun, pasukan Rusia sempat bergerak menuju Kyiv pada awal invasi 2022, sebelum akhirnya mundur setelah pasukan Ukraina memberikan perlawanan yang signifikan.

Hingga saat ini, Rusia menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang direbut dan dianeksasi pada 2014, serta sebagian besar wilayah di Ukraina timur dan tenggara.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan minggu ini, sekitar 40 persen responden percaya bahwa perdamaian yang diperoleh melalui konsesi wilayah hanya akan bersifat sementara dan tidak bertahan lama.

Sementara itu, 31 persen lainnya berpendapat bahwa konsesi sama sekali tidak akan menghasilkan perdamaian.

Baca juga:

Namun, di kalangan beberapa sekutu Ukraina di Eropa dan warga Ukraina yang berbicara secara pribadi, ada pandangan Ukraina harus mengakui kehilangan sebagian wilayahnya jika ingin mengakhiri perang ini.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau