KOMPAS.com - Pengambilalihan Twitter oleh Elon Musk memperlihatkan “perkembangan mengerikan” dari gairah para miliarder, untuk meningkatkan pengaruh politik mereka, menurut analis terkemuka Inggris Pendiri Enders Analysis, Claire Enders.
Menurutnya, trend pembelian media terbesar dan paling berpengaruh di dunia oleh orang super kaya ini telah lama terjadi. Ini tak lain menjadi cara untuk membantu mendorong agenda mereka.
Baca juga: Elon Musk Ingin Perluas Jangkauan Twitter, Karyawan yang Tak Nyaman Dipersilakan Resign
“Ini pertanda lain bahwa orang super kaya ingin mengontrol aset yang memberi mereka tingkat kekuatan ekstra. Apa pun yang mereka katakan, itulah alasan mengapa mereka membelinya,” ujarnya dilansir dari Guardian pada Selasa (3/4/2022).
Ironisnya, kata dia, sekarang justru tidak biasa bagi media berita besar untuk tidak dimiliki oleh seorang miliarder.
“Itulah sebabnya Guardian (dimiliki oleh Scott Trust independen), Financial Times (dimiliki oleh grup media Jepang milik karyawan Nikkei) dan BBC secara konsisten terbukti sebagai merek berita paling terpercaya,” kata dia.
Berikut ini daftar miliarder yang sekarang menguasai media besar dunia:
Baca juga: Media Rusia: Ukraina Rencanakan Serangan Balasan pada Akhir Juni
Minggu lalu, orang terkaya di dunia ini akhirnya mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter, media pilihan jurnalis dan politisi untuk berbagi cerita, seharga 44 miliar dollar AS (Rp 637,95 triliun).
Dalam janjinya, CEO Tesla yang total kekayaannya mencapai 252 miliar dollar AS (Rp 3,6 kuadriliun) ini mengatakan akan membuka “potensi luar biasa” dari media sosial ini, untuk meningkatkan kebebasan berbicara dan demokrasi di seluruh dunia.
Pendiri Amazon dan orang terkaya kedua di dunia (dengan kekayaan 169 miliar dollar AS setara Rp 2,4 kuadriliun), membeli Washington Post seharga 250 juta dollar AS pada 2013.
Soal keputusannya membeli media itu, dia mengatakan: “Saya harus melakukan pertimbangan mendalam … Apakah saya benar-benar ingin terlibat dengan ini? Saya mulai menyadari bahwa ini adalah institusi yang penting.”
“Ini adalah surat kabar di ibu kota negara paling penting di dunia. The Washington Post memiliki peran yang sangat penting dalam demokrasi ini. Tidak ada keraguan dalam pikiran saya tentang itu.”
Dalam waktu tiga tahun, surat kabar tersebut telah menggandakan lalu publikasi onlinenya dan menghasilkan keuntungan.
"Saya tahu bahwa ketika saya berusia 90 tahun, itu akan menjadi salah satu hal yang paling saya banggakan, bahwa saya mengambil Washington Post dan membantu mereka melalui transisi yang sangat sulit," kata Bezos dalam sebuah wawancara pada 2018.
Baca juga: Kisah Xiapu, Desa Setting-an di China yang Dibuat untuk Konten Media Sosial
Rupert Murdoch adalah pemilik Times, The Sunday Times, The Sun, Fox News, the Wall Street Journal, New York Post, beberapa judul Australia