NEW DELHI, KOMPAS.com - Ketegangan antara India dan Pakistan semakin memanas imbas konflik di Kashmir yang menewaskan 26 warga sipil oleh serangan milisi bersenjata pada 22 April 2025.
Sebagian besar korban adalah wisatawan India yang mengunjungi Kashmir karena menjadi tempat wisata yang terkenal.
India menyebut, peristiwa berdarah itu sebagai serangan teroris dan menuduh Pakistan terlibat. Sebaliknya, Islamabad membantah.
Baca juga: Konflik Makin Panas, Pakistan Tembak Jatuh Drone Pengintai India
Sebuah kelompok bernama Resistance Front, cabang dari Lashkar-e-Taiba, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Pembunuhan tersebut membuat tensi India dan Pakistan mendidih, jual-beli tembakan antar tentara dari kedua belah pihak berlangsung selama beberapa malam di sepanjang garis kontrol atau line of control (LoC) Kashmir.
Bahkan, kedua negara di ambang perang setelah Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar menulis di X (sebelumnya Twitter) pada Rabu (30/4/2025) mengenai kemungkinan serangan militer dari India.
Attaullah mengatakan, Pakistan memiliki informasi intelijen yang kredibel bahwa India akan melancarkan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan.
Baca juga: Kenapa Kashmir Diperebutkan India dan Pakistan?
Meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan juga memicu kekhawatiran tentang potensi perang nuklir.
Pasalnya, masing-masing negara memiliki hampir 200 hulu ledak nuklir, sebagaimana dilansir Newsweek.
Menurut data dari Arms Control Association, India memiliki sekitar 172 hulu ledak nuklir. Sementara Pakistan memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir.
Pada 1998, India mengadopsi kebijakan bernama "tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu". Ini berarti negara itu hanya akan menggunakannya sebagai pembalasan.
Akan tetapi, India sedang mempertimbangkannya kembali kebijakan tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Sebaliknya, Pakistan tidak memiliki kebijakan seperti yang dimiliki India.
Baca juga:
Dengan kekuatan nuklir yang cukup seimbang, kedua negara dikhawatirkan bisa menggunakan senjata tersebut dalam konfliknya.
Jika senjata nuklir benar-benar digunakan, dampaknya akan sangat luar biasa. Tidak hanya bagi kedua negara, tapi juga seluruh dunia.