Polisi mulai menangkap mereka pada Senin malam; jumlah pasti mereka yang ditahan hingga kini belum diketahui.
Beberapa jam sebelumnya, hampir 50 pengunjuk rasa ditangkap di Universitas Yale di New Haven, Connecticut. Pihak berwenang mengatakan ratusan orang telah berkumpul; banyak dari mereka menolak seruan untuk membubarkan demonstrasi.
Baca juga: Pria Gaza Ubah Parasut Bantuan Jadi Tempat Berlindung
Pada Senin, kepala Universitas Columbia, Dr Minouche Shafik, meminta mahasiswa untuk menjauh dari kampus, dengan alasan adanya insiden “perilaku yang mengintimidasi dan melecehkan”. Sebagai gantinya, kelas diadakan secara virtual.
Dr Shafik mengatakan ketegangan di kampus telah “dieksploitasi dan diamplifikasi oleh individu-individu yang tidak berafiliasi dengan Columbia yang datang ke kampus dengan agenda mereka sendiri”.
Pihak berwenang di NYU juga menyatakan bahwa pengunjuk rasa yang tidak memiliki hubungan dengan universitas telah bermunculan.
Mereka melaporkan adanya insiden antisemitisme pada Senin –hari pertama hari raya Paskah Yahudi– dan menjadi lembaga terbaru yang melaporkan hal tersebut.
Video terbaru yang diunggah di dunia maya menunjukkan beberapa pengunjuk rasa di dekat Univesitas Columbia menyatakan dukungannya akan serangan Hamas terhadap Israel, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Anggota Kongres dari Partai Demokrat, Kathy Manning, yang mengunjungi Universitas Columbia pada Senin, mengatakan dia melihat pengunjuk rasa di sana menyerukan kehancuran Israel.
Chabad, kelompok Hasid di Universitas Columbia mengatakan mahasiswa Yahudi diteriaki dan dijadikan sasaran retorika yang merugikan mereka.
Sementara itu, seorang rabi yang terafiliasi dengan universitas tersebut dilaporkan memperingatkan mahasiswa Yahudi untuk menghindari kampus sampai situasinya membaik.
Anggota kelompok yang melukan demonsgtrasi yang memberikan pernyataan publik telah membantah tudingan antisemitisme yang ditujukan kepada mereka, dengan alasan bahwa kritik mereka ditujukan untuk negara Israel dan para pendukungnya.
Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Columbia Students for Justice in Palestine bilang mereka “dengan tegas menolak segala kebencian dan kefanatikan” dan mengkritik “individu yang tidak mewakili kami”.
Dalam sebuah pernyataan, Dr Shafik mengatakan sebuah kelompok kerja telah dibentuk di Columbia untuk "mencoba membawa krisis ini ke sebuah resolusi".
Baca juga: Hamas: Bantuan Militer AS Jadi Lampu Hijau Israel Kembali Serang Gaza
Pekan lalu, Dr Shafik memberikan kesaksian di hadapan komite kongres mengenai upaya Columbia untuk mengatasi antisemitisme.
Dia menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk kemungkinan kecaman dari senat universitas atas penangkapan massal di kampus yang terjadi sehari setelah kesaksiannya.